Label

Kamis, 01 Oktober 2015

PKM; ANTARA NIAT DAN TERPAKSA

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan suatu program yang diadakan oleh Dikti yang bertujuan untukmenumbuh kembangkan minat mahasiswadi bidang penelitian yang berkualitassehingga dapat dipublikasikan. PKM yang lolos seleksi, proposal penelitiannya akan dibiayai oleh Dikti dan mahasiswa juga berkesempatan untuk ikut ajang bergengsi di kalangan mahasiswa yaitu Pimnas.
Desy Lupitasari selaku ketua Limlarts mengatakan, “Masing-masing mahasiswa membuat proposal pengajuan sebuah gagasan kepada negara, yang nanti ketika lolos akan didanai minimal empat juta rupiah dan maksimal 12,5 juta rupiah untuk diterapkan.” Prosedur pengumpulan proposalPKM, FBS masih menginduk pada universitas.Berbeda dengan dua tahunyang lalu, mahasiswa memiliki otoritasuntuklangsung mengirimkan proposalnya ke Dikti. Sedangkan sekarang mahasiswa harusmelewatitahap seleksi di tingkat universitasterlebih dahulu.
FBS bekerja sama denganLimlarts menyeleksi proposal PKM mahasiswa yang akan diajukanke Dikti. “Dua tahun belakangan ini kami bekerja sama denganLimlarts, kita berkoordinasi denganmahasiswa karena sebenarnya aktornya adalah mahasiswa. Jadi mahasiswa aktif untuk mengajukan proposal dan dikelola oleh Limlarts,” terang Dr. Kun Setyaning Astuti,M.Pd. selakuWakil Dekan III FBS. Selain itu, fakultas juga menyediakan fasilitas penunjang terutamadana, juga dosen pembimbing dan narasumber.
Sementara itu, statistik mahasiswadi FBS yang mengajukan proposal cukupbanyak.Tahun lalu pihak Fakultas menerimasekitar 200 proposal, tapi yang berhasil di-upload hanya 26 proposal dan yang disetujui untuk didanai Dikti hanya tujuh proposal. PKM tahun 2014 FBS hanyamengirimkan satu proposal ke universitas.“Dari tahun ke tahun FBS selaluada yang hingga lolos Pimnas. Baru tahun ini tidak ada,” sesal Desy.
Tidak lolosnya FBS hingga Pimnas disebabkan karena adanya perubahan peraturan yang tidak banyak diketahui oleh mahasiswa, “Mulai tahun lalu sistemnya baru, biasanya kan mahasiswa mandiri langsung upload ke Dikti.” Pungkas Desy. Sebelumnya mahasiswa bisa langsung meng-upload, tetapi mulai tahun lalu harus memakai password dari universitas sehingga mahasiswa harus mendapat username terlebih dahulu baru dapat meng-upload proposal PKM.
Selain itu, sosialisasi yang kurang antarauniversitas dengan mahasiswa terutama mahasiswa FBS menjadi penyebab menyusutnya proposal PKM ke universitas. Hal ini ditegaskan dengan pernyataan dari Kun Setyaning Astuti, “Jadi ada miss komunikasi antara universitas dengan mahasiswa, karena dari universitas sosialiasasinya terhambat. Itu untuk FBS sendiri, kalau fakultas lain kurang tahu.” Keterlambatan mahasiswa untuk mendapatkan username juga disebabkan oleh pengembalian proposal PKM oleh reviewer dari universitas yang mepet, sedangkan mahasiswa harus merevisi proposal yang sudah di-review. Akibatnya mahasiswa hanya memiliki sedikit waktu untuk memperbaikinya.
Jumlah pengajuan proposal PKM di FBS secara kuantitatif besar, tetapi dari segi kualitatif kurang mendukung. Beberapa pelamar hanya memenuhi kewajiban mengajukan proposal demi mendapatkan beasiswa. Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Sulistyowati mahasiswa PBI 2013, “Saya mengajukan proposal PKM karena kalau ingin mendapatkan beasiswa harus membuat proposal PKM. Siapa tahu lolos.”
Desy menambahkan, “Sebenarnya teman-teman FBS punya potensi, tapi tidak bisa sendiri. Disarankan satu kelompok beda jurusan dan beda angkatan. Mending kita langsung pentas yang hasilnya cetho capeknya, dari pada nulis yang hasilnya masih ngawang. Emang susah kalau bukan passionnya.”


Henggar Sulistyowati

PILWADEK; MAHASISWA TIDAK DILIBATKAN


 Rabu, 19 Agustus 2015, selesai sudah pemilihan dekan baru Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Sebelumnya FBS telah mengusung tiga nama sebagai bakal calon dekan yang siap maju untuk memimpin FBS. Pemilihan dekan tersebut, pada akhirnya menghantar Dr. Widyastuti Purbani sebagai dekan baru FBS UNY periode 2015-2019.
Selanjutnya, FBS akan mengagendakan pemilihan wakil dekan (Pilwadek) I, II, III. Dalam pemilihan tersebut, mahasiswa sebagai individu dan Ormawa sebagai lembaga organisasi, tidak diberi andil untuk memberikan hak suara.
Hal ini dikarenakan pemilihan wakil dekan fakultas se-UNY berpacu pada penetapan peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi no. 1 tahun 2015. Peraturan ini tentang pengangkatan dan pemberhentian Rektor/ Ketua/ Direktur pada Perguruan Tinggi Negeri. Peraturan tersebut memutuskan bahwa Menteri dan Senat melakukan pemilihan Rektor/ Ketua/ Direktur dalam sidang Senat.
Adapun dalam pemilihan tersebut Menteri (baca -dekan) memiliki 35% hak suara dari total pemilih. Sedangkan Senat memiliki 65% hak suara dan masing-masing anggota Senat fakultas memiliki hak suara yang sama. Aturan tersebut tertulis dalam Statuta UNY pasal 48 ayat 1.
Menanggapi hal tersebut, Mela Melinda selaku ketua DPM FBS menyatakan bahwa sebaiknya mahasiswa diikutsertakan dalam pemilihan wakil dekan. “Karena bagaimanapun mahasiswa itu akan merasakan kebijakan birokrat,” lanjutnya. Senada dengan Mela, Agus Setiawan selaku ketua BEM FBS juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya paling tidak untuk pemilihan wakil dekan III harus melibatkan mahasiswa. “Karena wakil dekan III urgent sekali untuk kehidupan mahasiswa baik secara umum maupun khusus di Ormawa.”
Namun, pendapat berbeda diutarakan oleh Aji, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, “Saya rasa untuk memilih seorang wakil, harus melibatkan siapa yang diwakilinya. Kalau pemilihan wakil dekan, kita harus tahu tugas dan dia bekerja untuk siapa. Kalau dia memang bekerja dan pertanggungjawabannya untuk dekan sebagai atasannya, saya sepakat bahwa yang memilih wakil dekan adalah dekan itu sendiri.” Aji juga menambahkan, jika wakil dekan itu bekerja untuk mahasiswa dan mewakili aspirasi serta bertanggungjawab kepada mahasiswa, menurutnya mahasiswa juga harus dilibatkan.
Menanggapi tuntutan yang meminta dilibatkan pada pemilihan wakil dekan FBS, “Sebagai seorang akademisi, seharusnya kita tahu, bahwa ada aturan yang menjadi dasar kenapa lingkungan ini menganut sistem yang seperti ini. Kalau pun mahasiswa dilibatkan, apakah ada jaminan? Jaminan apa? Jaminan yang membuat mahasiswa ingin terlibat dalam pemilihan wakil dekan.” Tambah Aji.
Mei Latifah, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman 2014 mengutarakan pentingnya mahasiswa terlibat, “Sebaiknya mahasiswa terlibat dalam proses itu, karena bagaimanapun mahasiswa merupakan keluarga dari kampus. Apapun yang menjadi kebijakan Dekan tentunya akan berpengaruh pada mahasiswa. Sebaiknya memang kita harus mengawalnya.” Mengenai ketentuan pemungutan suara ia berpendapat suara dekan dan suara Senat fakultas masing-masing 50% agar terkesan adil.
Ditanya mengenai berbagai pendapat yang muncul di kalangan mahasiswa tersebut, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku Dekan FBS periode 2011-2015 menegaskan bahwa, “Dalam aturan statuta tidak ada hak suara untuk mahasiswa. Pemilihan Dekan dan Rektor juga seperti itu. Itu peraturan dari Menteri, statuta disahkan oleh Menteri.” Beliau juga menyatakan kalau belum ada peraturan yang lain, maka FBS akan mematuhi aturan tersebut. “Jadi kita tidak usah mempermasalahkan yang dulu kok beda? Dulu melalui tahap aspirasi, sekarang tidak ada,” tambahnya.
Dalam Statuta UNY Paragraf 2 Wakil Dekan pasal 44 ayat 1, tertulis pengangkatan wakil dekan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut; tahap penjaringan, tahap penyaringan, tahap pemilihan, dan tahap pengangkatan. Tahapan pengangkatan wakil dekan dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan wakil dekan.
Sementara itu, pemilihan wakil dekan belum dapat ditentukan tanggalnya kapan. Hal tersebut dikarenakan dekan yang terpilih (baca –Dr. Widyastuti Purbani, M.A.) pada pemilihan dekan Rabu (19/8/2015) di FBS belum dilantik.
“Pemilihan wakil dekan setelah pelantikan dekan karena yang berhak memberikan suara pada pemilihan wakil dekan berikutnya itu dekan yang baru. Kalau dulu pemilihan wakil dekan pada bulan November,” tutur Pak Zamzani. Adapun pelantikan Dekan baru rencananya akan diadakan tanggal 1 Oktober. Sedangkan, masa jabatan wakil dekan lama sampai tanggal 1 Desember yaitu tanggal tersebut sudah melakukan serah terima dan pelantikan.

Permadi Suntama

Sabtu, 29 Agustus 2015

FBS TUNTUT BEM REMA MINTA MAAF

Kamis, (27/8) mediasi tuntutan Ormawa FBS kepada BEM Rema di GE IV FE.


Ormawa FBS menuntut BEM Rema (Harris) minta maaf ke Maba FBS
Mahasiswa kembali diingatkan pada insiden di luar Gedung Olah Raga (GOR) UNY pada Senin (24/8) kemarin. Peristiwa itu bermula pada saat parade Ormawa seluruh fakultas di UNY, untuk menyambut para mahasiswa baru (Maba). Adapun dalam pelaksanaanya, Ormawa FBS tidak diperbolehkan masuk ke dalam GOR dikarenakan jumlah perwakilan Ormawa FBS yang hadir melebihi kuota yang ditetapkan oleh panitia Ospek universitas yang telah disepakati sebelumnya.
Berlanjut Kamis, (27/8) malam di Gedung Ekonomi IV, BEM Rema dan BEM fakultas seluruh UNY melakukan mediasi untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Sebab, pihak Ormawa FBS menuntut Harris Fadhilah, selaku Presiden BEM Rema UNY untuk meminta maaf kepada seluruh Maba FBS pada hari Jumat yaitu Ospek di hari terakhir. Menanggapi tuntutan Ormawa FBS, pihak BEM Rema UNY bersedia meminta maaf, bahkan tidak hanya kepada Maba FBS, tapi juga kepada seluruh Maba dan semua yang terlibat dalam serangkaian Ospek UNY.
Harris menyatakan hal tersebut dengan catatan, “Saya bersedia meminta maaf kepada seluruh Maba, BEM fakultas dan seluruh panitia yang terlibat dalam serangkaian Ospek UNY. Apabila dalam pelaksanaan Ospek ini saya dan teman-teman panitia Ospek universitas tidak bisa memberikan yang terbaik kepada teman-teman. Tapi jika tuntutan FBS yang diajukan kepada saya itu disebabkan karena saya dianggap menzalimi teman-teman FBS, saya serahkan pada mekanisme yang berwenang,” jawab Harris Fadhilah pada saat mediasi tersebut. Harris menambahkan jika yang dianggap menzalimi itu adalah menegakkan aturan yang sudah disepakati bersama, sekali lagi keputusan ia serahkan pada mekanisme yang berwenang.
Jawaban yang diberikan oleh pihak BEM Rema dalam mediasi tersebut dirasa kurang memuaskan. Ormawa FBS hanya ingin menyelesaikan persoalan ini dengan cara kekeluargaan. Pihak FBS sepakat jika pihak BEM Rema bersedia meminta maaf kepada Maba besok (Jumat (28/8), red.), maka permasalahan akan selesai. “Kami tunggu di FBS sampai pukul 3 sore, jika datang Alhamdulillah, jika tidak ya sudah,” ucap Agus Setiawan selaku ketua BEM FBS.
Agus Setiawan menyatakan kalau Harris tidak juga datang ke FBS dan meminta maaf kepada seluruh Maba FBS, maka ia akan mengambil sikap FBS tidak akan berpartisipasi dalam Rema. Senada dengan Agus, Tama mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menambahkan kalau Ospek tahun depan FBS tidak akan ikut serta dalam universitas. “FBS bisa membuat acara sendiri, “ ujarnya.
“Kalau dia mau minta maaf ya sudah selesai. BEM Rema memperkarakan dan mempersalahkan ini sampai ke sistematika mekanisme universitas. Saya tidak tahu bagaimana mekanismenya,” ucap Agus saat ditemui di FBS. Sementara Mela Melinda, selaku ketua DPM FBS mengutarakan bahwa DPM bersikap netral atas permasalahan yang terjadi. “Mas Harris kalau disuruh minta maaf ya monggo, karena menurutku minta maaf sama sekali tidak merendahkan diri.”
Mengenai tanggapan DPM Rema atas permasalahan ini, Mela mengutarakan kekecewaannya, “Advokasi fakultas masih dilibatkan oleh DPM Rema dalam hal ini. Itu bentuk usaha mereka. Tapi yang disayangkan, itu kenapa koordinasi suaranya tidak langsung ke ketua DPM fakultasnya. Itu yang menjadi evaluasi,” tutupnya.
“Beliau (Harris, red.) sudah minta maaf atas nama dia dan panitia Ospek universitas lainnya. Semoga besok benar-benar datang agar permasalahannya cepat selesai,” ucap Agus. (Suntama)

Selasa, 25 Agustus 2015

INSIDEN PARADE ORMAWA

MENUNGGU: Sekelompok Ormawa FBS tengah menunggu keputusan panitia Ospek untuk memasuki GOR di waktu parade Ormawa

            Ospek hari pertama diwarnai insiden pelarangan dari pihak panitia universitas ketika parade Ormawa dilaksanakan. Awalnya, acara parade Ormawa pada Ospek hari pertama ini berjalan dengan khidmad. Pukul 13.00 WIB sejumlah Ormawa FBS berbondong-bondong menuju GOR dengan atribut yang sudah disiapkan setelah berkumpul di halaman C13
          Ketika memasuki giliran Ormawa FBS untuk masuk ke dalam GOR, panitia Ospek universitas merasa keberatan dengan jumlah Ormawa FBS melebihi kuota yang diizinkan untuk memasuki GOR.   Hal ini  tentunya langsung mendapat respons dari seluruh ketua Ormawa FBS untuk melakukan koordinasi dan membicarakan mengenai kelanjutan parade Ormawa. Masing-masing ketua Ormawa tersebut akhirnya memutuskan bahwa tidak ada satu pun anggota Ormawa yang ditinggal diluar GOR. “Kalau ingin Ormawa FBS masuk, maka harus masuk semua”, jelas Fanny Arief selaku ketua KMSI.  Bahkan mereka mempunyai kekompakan untuk parade Ormawa FBS ini, “Sesuai kesepakatan bersama, kalau satu orang nggak boleh masuk, maka kita sepakat nggak bakal masuk semua,” jelas Yopi selaku ketua Ospek FBS tahun ini.
         Kejadian ini sempat membuat Ormawa Fakultas Teknik tertahan di dalam GOR, karena pintu keluar yang ditutup oleh petugas.  Sedangkan di luar GOR, seluruh Ormawa FBS menutup akses pintu keluar. Setelah menjalani perdebatan yang cukup alot, pihak panitia Ospek universitas tetap bersikukuh akan pembatasan  jumlah orang yang melakukan parade Ormawa di dalam GOR. Mereka beralasan demi keadilan terhadap fakultas lainnya yang bersedia dibatasi.
             Sementara Ormawa  FBS  masih tertahan di luar GOR, Wakil Rektor III UNY Prof. Sumaryanto mengajak perwakilan BEM Rema, BEM FBS, ketua panitia Ospek universitas serta ketua panitia Ospek FBS untuk berunding. “Saya minta perwakilan dari BEM REMA, panitia Ospek, BEM FBS, ada Bu Kun selaku WD III  sebagai saksi nanti hasilnya Insya Allah yang terbaik. Percayalah kalau saya mempersembahkan ini untuk teman-teman, makanya saya Tut Wuri Handayani. Tunggu kira-kira 10 menit, Insya Allah sudah ada keputusan,” terangnya.
            Saat tim Kreativa melansir mengenai apa yang sedang dikoordinasikan di dalam GOR, pihak BEM FBS menjelaskan. “Awalnya kesepakatan Univ sama fakultas tiga orang per Ormawa karena kasihan ada Maba FMIPA di bawah. Pertimbangan juga soalnya ada pascasarjana yang ikut sampe sore dan tamu undangan juga. FBS nggak setuju karena FBS orangnya banyak, maka dinaikkan lima orang. Kalau dari yang saya dengar awalnya karena ada pascasarjana, padahal pasca udah keluar tapi teman-teman tetep dilarang untuk masuk,” jelas Qory selaku Side Coach (SC) acara Ospek FBS.
           Sembari menunggui hasil rundingan  keputusan dari WR III, WD III, BEM Rema, BEM FBS, panitia Ospek universitas dan panitia Ospek FBS, pihak Ormawa FBS masih menunggu di luar GOR. Ketika ditanyai alasan Ormawa FBS yang tetap bersikukuh tidak mau masuk GOR, Delta sebagai  salah satu koordinator parade Ormawa FBS menganggap bahwa FBS tidak melanggar satu pun aturan yang ditetapkan oleh panitia, dia menambahkan. “Jadi gini, sepengetahuan aku karena dari kesepakatan tertulis per Ormawa dijatah lima orang. Ada perjanjian FBS cuma 80 orang yang boleh masuk kalau ada pascasarjana. Tapi kan pascasarjana sudah keluar, ya jadi boleh dong.“
             Ditanya mengenai insiden pelarangan parade Ormawa FBS yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam GOR, Delta menyatakan, ”Udah dandan capek-capek gak bisa masuk, aku sih tetap semangat,” tutupnya. Kemudian Ormawa FBS  melanjutkan meneriakan yel-yel kembali.
        Setelah selesai mengurus perizinan Ormawa untuk masuk GOR, panitia Ospek universitas tetap menolak untuk memasukkan seluruh Ormawa FBS ke dalam GOR.  Maka dari itu,  WD III  yaitu Drs. Kun Setyaning berdiskusi dengan Ormawa dan panitia Ospek FBS untuk menjemput Maba keluar GOR. “Karena kita tidak kondusif untuk masuk GOR. Kita buat acara sendiri di FBS setelah Maba turun. Kita istirahat dulu di sini, nunggu jam empat kita pulang. Nanti kita bareng-bareng ngajak Maba ke FBS untuk orasi di FBS,” jelas WD III.  (TIM)

Senin, 24 Agustus 2015

Maba Antre Panjang, Jam Ishoma Dinilai Kurang

                                          dok: Kreativa
Technical Meeting (TM) adalah sebuah agenda pra Ospek yang dilaksanakan untuk menun­jang       persiapan mahasiswa baru (Maba) dalam menjalani Ospek. Dalam acara tersebut, untuk pertama kalinya Maba dipertemukan dengan teman-teman satu gugusnya. Setiap gugus terdapat empat pemandu yang bertugas mengarahkan dan mendampingi Maba. TM Ospek Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) diselenggarakan pada hari Kamis dan Jumat, 20-21 Agustus 2015. TM dimu­lai pukul 06.00 WIB, diawali dengan pengondisian Maba di depan gedung Laboratorium Musik dan Tari. Selan­jutnya pukul 07.30 WIB diarahkan untuk memasuki gedung Stage Tari.
        Di dalam Stage Tari tersebut mereka melakukan serangkaian persia­pan Ospek. Seperti menyanyikan yel-yel bersama, meneriakkan jargon FBS, mencatat penugasan untuk Ospek. Yai­tu membuat artikel tentang tokoh, ar­tikel kapita selekta yang dipilih oleh ma­sing-masing Maba dan esai mengenai tema Ospek tahun ini. Selain itu, Maba juga mencatat berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk Ospek baik universitas, fakultas maupun jurusan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sebagian dari perlengkapan itu telah disediakan oleh panitia dan sebagian lagi harus dipersiapkan Maba sendiri.
        Memasuki waktu istirahat, sholat, makan (Ishoma), banyak Maba berbondong-bondong mengantre di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) untuk mengambil goody bag. Hal ini dirasa janggal karena sebelumnya tidak ada jadwal khusus untuk pengambilan perlengkapan Ospek tersebut. Panitia Ospek mengambil sela-sela jadwal Ishoma untuk agenda ini. Sehingga kegiatan ini memotong waktu Ishoma, seperti yang diungkap Fadli, Maba Pendidikan Bahasa Ing­gris. “Kalau waktunya ada, mengantre pun tidak apa-apa. Kalau mepet waktu sholat kaya begini ya tambah setengahjam lah,” keluhnya saat ditemui di sela antrean pengambilan goody bag.
        Dari pihak panitia sendiri akhirnya memberikan waktu Ishoma tambahan dikarenakan Maba menge­luh waktu istirahatnya kurang. “Tadi ada yang bilang waktunya kurang, terus kita tambahin 15 menit,” ungkap Sukoco, selaku Sie acara. Menanggapi soal kurangnya waktu Ishoma, Sukoco mengatakan bahwa sebenarnya hal tersebut dapat diatasi tergantung pe­mandu masing-masing gugus dalam mengarahkannya. “Setiap gugus kan pemandunya banyak. Nah, satu peman­du ada yang ngambil beberapa Maba untuk sholat, beberapa untuk makan, dan ambil goody bag,” tambahnya.
     Adismila Fridasari, selaku KSK yang bertugas membagikan perlengkapan Ospek kepada Maba tersebut, berpendapat bahwa jika dibandingkan dengantahun kema­rin, pengambilan goody bag dan perlengkapan lainnya dinilai lebih efektif di tahun yang lalu. Dengan antrean panjang seperti itu, Adis­mila mengeluh karena hanya ada satu stand untuk membagikan goody bag. “Karena hanya membuka satu stand, jadi cukup melelahkan,” tambahnya.
       Dalam hal pengambilan per­lengkapan Ospek ini, hanya Maba jalur SNMPTN yang harus mengam­bil sendiri ke PKM. Sementara untuk Maba jalur SBMPTN, SM dan Utul, goody bag diambilkan oleh pemandu. “Ada dua versi, SNMPTN mengam­bil sendiri dikarenakan mereka belum dapat undangan dan mereka harus tanda tangan. Jadi pemandu menga­rahkan ke PKM. Sedangkan SBMPTN, SM dan Utul diambilin pemandu,” tegas Nunik selaku sie pamandu.

         Sementara itu, Maba SNMPTN tercatat berjumlah 439 mahasiswa. Ma­hasiswa sebanyak itu harus antre sendiri untuk tanda tangan dan mengambil un­dangan orang tua/walinya. Pengambi­lan goody bag bagi Maba non SNMPTN dilakukan pada hari yang sama setelah selesainya pengambilan goody bag oleh mahasiswa SNMPTN. Adapun isi dari goody bag itu sendiri adalah otok-otok, undangan untuk orang tua, slayer ungu dan jurnal Kreativa. (Devy)

Kamis, 20 Agustus 2015

Festival Kesenian Yogyakarta Ke-27 Digelar di Taman Kuliner Condongcatur pada 19 Agustus - 5 September 2015



Festival tahunan Yogyakarta yang digelar sejak 1989, dalam waktu dekat ini kembali diselenggarakan tahun ini di lokasi baru, dengan tema baru, dan tentu saja suasana dan kemeriahan baru

Yogyakarta, 14 Agustus 2015. Sebentar lagi, Taman Kuliner Condongcatur Yogyakarta akan dihiasi kemeriahan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 27, yang mengusung tema DANDAN, dan akan digelar selama 18 hari. Dalam jangka waktu tersebut masyarakat dapat menikmati berbagai macam suguhan seni dan budaya, baik tradisi maupun modern kontemporer, serta tidak ketinggalan pula sajian kuliner dan kerajinan kreatif.

Prosesi pembukaan Festival yang makin jadi kebanggaan warga Yogyakarta ini pada 19 Agustus 2015 dibuka dengan Pawai Edan-Edanan yaitu pawai street performance di sebagian ruas Jalan Kaliurang, yang mengambil rute dari PKKH UGM - Gedung Grha Sabha Pramana - Gedung Rektorat UGM - dan berakhir di Perempatan Selokan Mataram. Pawai yang dimulai pada 15:00 WIB ini akan diikuti 30 kontingen yang berasal dari berbagai kelompok kesenian empat kabupaten dan satu kotamadya Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kelompok-kelompok kesenian masyarakat sekitar.

Untuk keperluan tersebut, maka sejak pukul 14:00 WIB akan ada penutupan sebagian ruas jalan Kaliurang dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi tersebut, hingga saat selesainya Pawai Edan-edanan tersebut, sekitar pukul 17:30 WIB.

Malam harinya bertempat di Panggung Pasar Seni Taman Kuliner Condongcatur upacara pembukaan FKY 27 dilanjutkan pada 19:00 WIB yang rencananya akan dihadiri dan secara resmi dibuka oleh Gubernur DIY. Acara pembukaan ini diramaikan para penampil seni musik dan tari kontemporer. Beberapa penampil yang akan mengisi acara pembukaan ini antara lain Sanggar Sekar Arum, Mila Art Dance, Karawitan Canda Nada, dan Yogyakarta Symphony Orchestra.

Pelaksanaan FKY 27 ini sendiri, selain sebagian besar terpusat di Taman Kuliner Condongcatur, ada beberapa program yang diselenggarakan di luar lokasi ini. Seperti misalnya Pameran PAPERU (Para Perupa Muda) Laras Sinawang yang digelar di Sasana Hinggil Yogyakarta, Jogjakarta Video Mapping Project (JVMP) di Panggung Krapyak dan gedung DPRD, serta Teater FKY oleh Kalanari Theatre Movement digelar di bekas gedung bioskop Permata.

Selain menawarkan panggung dan pasar seni budaya, FKY 27 juga memiliki program Sastra pembacaan prosa, pemutaran Bioskop FKY, serta kegiatan-kegiatan workshop seni rupa, lokakarya, serta diskusi seni yang semuanya terbuka bagi masyarakat luas.

Selain di tingkat DIY, Festival Kesenian Yogyakarta juga diselenggarakan di tingkat kota dan kabupaten. Untuk FKY Kota  di Plaza Pasar Ngasem pada tanggal 1 - 4 September, FKY Gunungkidul di Alun-Alun Wonosari pada 22 - 27 Agustus, FKY Sleman di Lapangan Sendang Adi Mlati pada 21 - 23 Agustus 2015, FKY Bantul di Imogiri Sewon pada 20 -26 Agustus, dan FKY Kulonprogro di Alun-alun Wates pada 22 25 Agustus 2015.

Menurut Ketua Umum FKY 27 Ishari Sahida, dipilihnya Taman Kuliner Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat digelarnya FKY 27 didasari pertimbangan kondisi budaya dan kemasyarakatan yang menarik.

Sebagai sebuah wilayah yang di satu bagian memiliki kondisi lingkungan urban, sementara pada bagian lain terdapat penduduk lokal yang masih dekat dengan kehidupan agraris, Condongcatur dapat jadi tempat yang tepat untuk menyerap dan mewujudkan visi dan misi FKY tahun ini. jelas pria yang akrab dipanggil Ari Wulu ini.

Misi dan visi FKY tahun ini tersebut, terutama yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, baik yang telah populer dan terkenal, maupun yang masih berkembang. pungkasnya.

INFO UMUM :
TEMA FKY 27: DANDAN
DANDAN dalam bahasa Jawa memuat dua aktivitas: bersolek dan berbenah. Bersolek selalu identik dengan aktivitas yang menuntun pada kualitas estetika; paras atau penyajian. Sedangkan berbenah identik dengan upaya perbaikan fisik atau non-fisik. Membawa keduanya sebagai konsep dalam FKY 27, adalah upaya untuk menyajikan seni dan budaya Yogyakarta, baik di wilayah kota maupun kabupaten secara maksimal, sebagai wujud karakter dari Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya.
nDandani membutuhkan peran serta semua elemen masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun terdiri dari elemen masyarakat yang berbeda-beda namun harus tetap mampu menyajikan dan menjadikan paras seni budaya Yogyakarta dengan (lebih) baik.
Konsekuensinya, FKY 27 diharapkan tetap mampu “menopangi” Yogyakarta secara estetik dalam format festival, dan bukan sekadar “menopengi” yang berarti hanya menjadi rutinitas tahunan tanpa ada tujuan untuk mempertahankan atau mengembangkan karakteristik seni budaya Yogyakarta. Melalui festival seni ini diharapkan dapat terjadi bincang keilmuan, wacana, kreasi sampai pergerakan yang lebih komprehensif sebagai upaya dari mulai dandan sampai dengan nDandani Yogyakarta dengan rupa-rupa permasalahannya. Semoga.
LOGO: WAJAH - PENGUBAH
Wajah yang menjadi logo FKY 27 ini merepresentasikan masyarakat sebagai agen pengubah kebudayaan. Menghadirkan wajah
merupakan penanda bahwa upaya untuk mewujudkan tujuan dari FKY 27, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari akar rumput hingga pembuat kebijakan. Semua berkontribusi untuk saling nDandani, karena “wajah” dari kebudayaan Yogyakarta dari waktu ke waktu, terpancar dari mereka yang hidup di dalamnya.
TARI “EDAN-EDANAN”
Penggunaan tari ini sebagai main idea visual logo dimaksudkan bahwa dalam upaya nDandani, yang antara lain memerlukan kebaruan pemikiran dan tindakan untuk merespon realitas di Yogyakarta melalui kerjasama antar berbagai pihak, membutuhkan energi besar untuk bekerja dan seni mengelola pekerjaan secara cerdas, agar memperoleh output dan outcome maksimal.
Energi seperti itu, diharapkan muncul dari anak muda sebagai wakil dari agent of change; yang beda, dinamis dan selalu berani berpikir, dan berimaji yang eDAN-eDANan untuk suatu perubahan.
PROGRAM - PROGRAM FKY 27 :
·   Pawai/kirab seni tgl 19 Agustus 2015 pukul 15.00 WIB di ruas Jl. Kaliurang dilanjutkan dengan “opening ceremony” sebagai tanda dibukanya FKY ke-27, pukul 19.00 di Taman Kuliner Condongcatur
·   Pasar Seni FKY 27, tgl 19 Agustus – 5 September 2015 pukul 10.00 – 22.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·   Panggung Pasar Seni, tgl 20 Agustus – 5 September 2015 pukul 15.00 – 21.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·   Workshop seni kreatif dan kerajinan tangan, tgl 20 Agustus – 5 September 2015 pukul 15.00 – 21.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·   Lokakarya : LARAS SINAWANG tgl 20, 22, 26, 28, 30 Agustus 2015
·   Panggung Senyap FKY tgl 23 Agustus 2015 – 5 September 2015 pukul  16:00-22:00 di Taman Kuliner Condongcatur
·   Pembacaan Prosa : Ini Muka. Siapa Punya?, tgl 22-24 Agustus 2015 pukul 19:00-22:00 di Taman Kuliner Condongcatur
·   Teater  FKY : “In Situ #1 : Permata” – Kalanari Theatre Movement, tgl 23-25 Agustus 2015 pukul 19:00-22:00 di ex-Bioskop Permata
·   Lomba Busana Koran FKY tgl 23 Agustus 2015 pukul 10:00-11:00 WIB dan Lomba Melukis Talenan tgl 5 September 2015 pukul 10:00-14:00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·   Pameran Para Perupa Muda : LARAS SINAWANG, tgl 25 – 31 Agustus 2015 pukul 10.00 – 21.00 WIB di Sasana Hinggil
·   Bioskop FKY, tgl 26-31 Agustus 2015 pukul 19:00-21:00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·   Diskusi Seni dan Budaya FKY 27 : LARAS SINAWANG, tgl 28 dan 29 Agustus 2015 pukul 13.30 – 16.30 WIB di Den Nanny Resto
·   Jogjakarta Video Mapping Project  tgl 30 Agustus 2015 pukul 19:00-22:00 di DPRD DIY dan tgl 4 September 2015 pukul 19:00-22:00 di Panggung Krapyak
·   Panggung Edan-edanan tgl 2-3 September pukul 19:00-selesai di Jembatan Sarjito

Narasumber:
Ketua Divisi Program                     : Ishari Sahida (Ari Wulu)
Ketua Divisi Bagian Umum         : Setyo Harwanto
Ketua Divisi Seni dan Kreatif      : Roby Setiawan




Sumber: Divisi Media FKY







Senin, 17 Agustus 2015

Pelarangan Sikrab di Luar Kampus



Bulan Agustus ini, Fakultas Bahasa dan Seni UNY sedang disibukkan dengan serangkaian agenda dalam menyambut mahasiswa baru 2015. Adapun agenda tersebut adalah  Ospek  sebagai sarana pengenalan kampus beserta seperangkat yang bersinergi di dalamnya mulai dari Universitas, Fakultas serta Prodi atau jurusan. 
Setelah agenda  Ospek selesai dilaksanakan, pihak Hima (Himpunan Mahasiswa) atau Ormawa  akan melakukan pengenalan lebih  dekat terhadap mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat. Acara tersebut dinamakan keakraban. Dua tahun lalu,  acara tersebut masih bernama Makrab (Malam Keakraban), sedangkan tahun 2014 lalu, kegiatan tersebut berganti  nama menjadi Sikrab (Siang Keakraban) karena dilaksanakan pada siang hari.
Pada tahun ini, agenda tersebut kemungkinan akan kembali mengalami perubahan dalam konsep pelaksanaan . Karena Sikrab akan dilaksanakan di dalam kampus ungu FBS. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru dari Rapat Koordinasi Umum (RKU) yang menghasilkan keputusan bahwa, “Sikrab diadakan di dalam kampus”. Hal ini diamini oleh Dr. Kun Setyaning Astuti. Ketika ditemui beberapa waktu lalu, beliau menyatakan “Yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah keputusan Dirjen Dikti yang baru. Kan kalau di dalam kampus cenderung mudah koordinasinya serta meminimalisir resiko.” Tambahnya.
Ditemui ditempat terpisah, Dekan FBS UNY menyatakan bahwa kegiatan keakraban bukan bagian dari serangkaian Ospek, dan bukan merupakan agenda wajib dari kampus untuk mahasiswa baru. “Ndak ada. laah sehingga itu dalam rangka Ospek, pasti di luar tanggung jawab, begitu kan? Nah, lalu yang kedua, ketika ada agenda di luar, maka kalau ada sesuatu dan lain hal, gitu ya, tentu hal hal yang tidak diinginkan ya, itu siapa yang harus bertanggung jawab?
Pihak kampus tidak melarang, jika Ormawa ingin mengadakan kegiatan diluar kampus yang bersifat membina mahasiswa baru. “Seandainya kita mengadakan acara-acara yang berbau membina mahasiswa baru untuk memasuki ke dunia perguruan tinggi ini, sekali lagi, sehingga nanti mereka bisa benar benar menclok  dengan tepat , mapan gitu lho, settled itu, saya kira, bagus to?” Tambahnya.
Menanggapi kebijakan baru mengenai pelarangan Makrab, dan sikrab yang hanya diperbolehkan di dalam kampus, Ormawa FBS menyatakan keberatan dengan kebijakan tersebut. Karena ruang lingkup tempat di FBS dirasa kurang mendukung  jika dijadikan tempat Sikrab, dikhawatirkan ada ormawa yang berebut tempat strategis. Tempat strategis tersebut seperti Pendopo, stage Tari, dan Lab Karawitan.  Hal tersebut diungkapkan oleh Miko selaku ketua Hima Jawa, “Perihal peminjaman fasilitas pasti akan ribet dan berantakan. Lalu dikrab di dalam kampus masih kurang memungkinkan untuk mencapai keakraban itu sendiri, sehingga esensinya belum tersampaikan ke Maba”.
Menindaklanjuti masalah pelarangan Makrab, dan Sikrab di luar kampus, Fom kemudian mengadakan audiensi dengan seluruh ormawa FBS, dalam Fom tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya: mengusahakan diadakan makrab dan dilaksanakan diluar kampus, Ormawa FBS akan bersama-sama menemui pihak Dekanat untuk meminta makrab diluar kampus tetap diperbolekan. Apabila pihak Dekanat tetap bersikukuh untuk tidak memberi izin kepada ormawa dengan alasan masalah keamanan, Fom menyepakati siap melakukan perjanjian dengan pihak Dekanat yang akan ditandatangani oleh seluruh Ketua Ormawa dan Ketua pelaksana kegiatan akan menjaga keamanan, dan siap diberi sanksi apabila gagal menjaga keamanan pada saat kegiatan diluar kampus berlangsung.
Mengenai hal tersebut pihak dekanat mengharapan adanya koordinasi lebih lanjut antara FOM dan dekan III FBS,kalau rebutan bisa dibagi waktu, yang peting dirapatkan dan saling koordinasi” tambah dekan FBS.
Kegigihan memperjuangkan pelaksanaan Makrab atau Sikrab diluar kampus oleh Ormawa FBS didasari oleh pernyataan Bapak Sumaryanto selaku WR III bahwa “Pihak Rektorat tidak melarang diadakannya Makrab atau Sikrab, namun keputusan tetap ada ditangan Fakultas masing-masing” terang beliau ketika melakukan pertemuan dengan BEM Rema UNY dan BEM seluruh Fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta. (T)