Label

Senin, 06 Agustus 2012

TM OSPEK FBS Persiapan Tempur Pasukan Kampus Ungu


Apa yang perlu kita persiapkan ketika kita akan pergi berperang? Senjata? Amunisi? Baju besi? Mungkin. Tapi tidak untuk pasukan Mahasiswa Baru Fakultas Bahasa dan Seni. Sebab mereka bukan bertempur di medan perang sungguhan, melainkan berjuang menghadapi Ospek yang melelahkan, beberapa hari ke depan. Mereka akan melakukan berbagai kegiatan dari selepas subuh hingga sore.
            Sejak pukul 07.00 (4/8), mahasiswa baru yang berjumlah 1.071 orang dikumpulkan di Lapangan Parkir C13. Mereka berkumpul sesuai dengan gugus-gugus yang telah di bentuk oleh tim panitia Ospek FBS dengan nama alat musik tradisional. Sebelum diberi informasi mengenai Ospek, mahasiswa baru yang datang dari berbagai daerah tersebut diajari jargon, yel-yel serta bermacam-macam lagu Ospek, serta tepuk FBS yang khas. Karena baru pertama kali bertemu dengan senior dan teman baru, para Maba masih tampak malu-malu.
            “Bersatu dalam karya, beragam dalam keluarga. Rahayu!” seruan itu berkali-kali menggema dalam ruang Stage Tari yang penuh sesak. Fajar Setiawan, selaku ketua panitia Ospek FBS, dalam sambutannya mengajak Maba agar bangga menjadi keluarga FBS. Dia juga berharap Maba bergembira dalam mengikuti rangkaian agenda Ospek. Semangat Maba pun sempat terpantik dengan orasi dari Arda Sedyoko, ketua BEM FBS yang juga sempat berpesan, “Kalian adalah orang yang dipilih untuk melajutkan bangsa ini. Dan sebagai orang yang berbudaya kita harus bisa bersikap.”
            Selanjutnya, Maba diperkenalkan dengan anggota masing-masing sie dan susunan kepanitiaan. Selain itu, Maba mendapat informasi penugasan Ospek yang harus mereka persiapkan. Di antara bebagai penugasan yang diberikan, Maba diwajibkan membawa kantong plastik putih polos sebagai wadah barang-barang keperluan Maba serta menulis portofolio.
            “Penggunaan kantong plastik ini merupakan kesepakatan 7 fakultas di UNY karena kalau pakai tas, di GOR nanti tempat duduknya tidak cukup. Sebenarnya FBS sempat mengusulkan paper bag (tas kertas), tapi entah mengapa teman-teman dari fakutas lain tidak menyetujui.  Akhirnya disepakati penggunaan plastik putih sebagai persatuan mahasiswa UNY, meski menurut saya itu tidak cukup etis digunakan untuk Ospek mahasiswa.” Tutur Hasfi, Koor. sie acara panitia Ospek FBS.
Anantha, mahasiswa baru Jurusan Seni Musik ini sempat mengutarakan keluhannya, “Penugasan yang pakai kresek itu cukup memberatkan, selain itu harus bangun pagi untuk kumpul pula.”
            Tugas lain yang tidak pernah absen adalah artikel atau portofolio. Tahun ini, universitas menetapkan tema “Aku Bangga Menjadi Mahasiswa Indonesia”. Tujuan tema ini agar  mahasiswa baru bangga menjadi mahasiswa sebagai agent of change. Berbeda dengan tema universitas, panitia Ospek FBS mengambil tema kebudayaan. Tujuan pengambilan tema ini supaya Maba lebih bangga dengan budaya Indonesia. Ketentuan penulisan dengan tangan pun juga memiliki tujuan, yaitu untuk menghindari plagiarisme.  Hal ini sekaligus menjadi latihan bagi Maba memasuki dunia mahasiswa yang sering berhadapan dengan tugas menulis seperti artikel dan sebagainya.
            Technical meeting (TM) Ospek FBS kali ini sempat diwarnai beberapa Maba yang sakit dan pingsan. Sie P3K segera memberikan penanganan sewajarnya. Namun, salah satu Maba sempat harus dilarikan ke Rumah Sakit Panti Rapih karena kondisinya yang cukup mengkhawatirkan. Maba tersebut disinyalir menderita vertigo. Selain insiden mahasiswa pingsan, TM juga mengalami kemoloran karena ada Maba yang terlambat datang. Namun, secara umum agenda TM Ospek kali ini berjalan dengan cukup lancar. Koordinasi antar panitia pun berlangsung baik. Hal ini disampaikan oleh Hasfi.
            “Alhamdullillah lancar, ada beberapa kendala juga, sempat miskomunikasi dengan penjaga kampus. Koordinasi sudah bagus” sayangnya ketika ditanya detail miskomunikasi yang dimaksud, dia tak ingin memperinci.

Tidak ada komentar: