Label

Rabu, 23 Mei 2012

RALAT

Kami redaksi Kreativa Online mohon maaf atas kesalahan redaksional yang terdapat dalam berita berjudul "Malam Puncak Open House BEM FBS UNY". Adapun kesalahan pemberitaan itu terdapat pada bagian:
"Pengurus BEM 2012 pun sempat mengguncang panggung dengan permainan musik kontemporer meski mereka tidak benar-benar memainkan alat musik"
yang benar adalah:
"Para performer pun sempat mengguncang panggung dengan permainan musik kontemporer".

Ralat dan permintaan maaf ini kami tujukan kepada segenap ormawa dan pembaca, khususnya para pengurus BEM FBS UNY. Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan tidak mengganggu hubungan antara Kreativa dengan BEM FBS UNY. Terima kasih atas masukan dan sarannya, semoga ke depan, Kreativa bisa lebih berhati-hati dalam melakukan reportase. 

 Adetya
Kadiv. Litbang dan Jaringan LPPM Kreativa FBS UNY

Sabtu, 19 Mei 2012

MALAM PUNCAK OPEN HOUSE BEM FBS UNY


UNY-Ada yang berbeda di Stage Tari FBS kemarin malam, Selasa (15/5). Puluhan kursi terjajar rapi dan panggung dihiasi dengan dekorasi yang memikat. Beberapa panitia pun nampak lalu lalang dengan kesibukan mereka. Namun itu hanya sebagian kecil dari persiapan yang terlihat untuk salah satu agenda besar milik Badan Eksekutif Mahasiswa FBS UNY, yaitu malam puncak Open House.Ya, Open House. Berkolaborasi dengan beberapa ormawa di FBS, BEM menyuguhkan penampilan-penampilan yang menghibur tamu undangan dan seluruh penonton yang hadir.
Pukul 19.50 wib, saat kursi penonton mulai terisi penuh, lampu di ruang stage tari dipadamkan. Pelan-pelan terdengar alunan khas musik tradisional Bali yang bersemangat dan mengundang rasa penasaran pengunjung yang hadir. Tampaklah tiga penari di atas panggung ketika tirai dibuka dan cahaya lampu menerangi stage. Mereka membawakan tari Bali yang menjadi pembuka acara pada malam itu.
Selain tarian, Open House juga diwarnai dengan pertunjukkan musik, teater, pembacaan dan musikalisasi puisi, pengumuman pemenang lomba futsal, serta pembagian doorprize. Para performer pun sempat mengguncang panggung dengan permainan musik kontemporer.
Namun, hal yang menjadi pusat perhatian utama sejak acara dimulai adalah dekorasi background panggung itu sendiri. Ada sebuah lingkaran besar yang diikat puluhan tali rafia disekellilingnya, tali-tali itu membiaskan cahaya lampu panggung yang menyorotinya menjadi gelombang-gelombang warna bak pelangi. Ibu wakil Dekan III pun sempat menyampaikan kekaguman beliau terhadap desain tersebut dalam sambutan yang beliau berikan. Desain tersebut melambangkan bagaimana perbedaan-perbedaan yang ada di FBS dapat bersatu, seperti yang diungkapkan Ketua BEM FBS dalam wawancara, “ Soal background, itu karya dari teman-teman Seruker. Desain itu mencerminkan masyarakat FBS yang multikultural namun tetap bisa menjadi satu.”
“Acaranya asik sih, cuma ada yang terasa kurang nendang aja. Pas awal acara penampilan-bagus, tapi makin lama makin ngebosenin. Aku disini sampai acara selesai karena nunggu band penutup, tapi agak mengecewakan juga.” Tutur Satwika, mahasiswi PBI 2010.
Open house ini juga dihadiri oleh perwakilan BEM fakultas di UNY. Mas Arda, begitu ketua BEM FBS 2012 ini biasa disapa, mengatakan bahwa ia tidak menyangka kerja keras panitia dapat terbayar, ormawa-ormawa lain pun tampil dengan maksimal diatas panggung. Mas Arda juga berharap acara-acara yang akan digarap kedepan bisa lebih bagus lagi.

Sabtu, 12 Mei 2012

DISKUSI PUBLIK LPPM KREATIVA FBS UNY



Malam itu (11/5/2012) suasana Pendopo Tedjokusumo ramai, tak seperti biasanya. Satu per satu orang datang dan membanjiri tempat itu. Itulah gambaran sekilas, mengenai pelaksanaan Diskusi Publik bertemakan Eksistensi Budaya Lokal, Budaya Kita Budaya Mana?. Kegiatan yang berlangsung dari pukul setengah delapan sampai pukul sepuluh ini mendapatkan antusiasme yang cukup besar dari teman-teman LPM se Jogja.
Pembicara dalam diskusi ini antara lain Drs. Hajar Pamadi, M, A., salah satu staf khusus wakil menteri pendidikan dan kebudayaan di bidang kebudayaan, dosen Seni Rupa FBS UNY, serta ketua jaringan peneliti Jogja. Selain itu ada Wahmuji, S.S, yang tengah mendalami ilmu budaya di Universitas Sanata Dharma, dan terakhir ada Muhammad Shodiq, mahasiswa FBS yang merupakan pegiat seni dan budaya di UNY.
Diskusi kali ini mengetengahkan eksistensi budaya lokal. Kartika Lisna Mutia, selaku Pemimpin Umum Kreativa menyebutkan bahwa tema ini dipilih sebagai  wujud refleksi terhadap generasi muda tentang hakikat dan keberadaan budaya Indonesia. Dia beranggapan, bahwa generasi muda saat ini sudah mulai melunturkan budaya sendiri. Sikap inferioritas pun semakin berkembang, dengan indikasi maraknya budaya asing yang mudah sekali diterima.
Dalam uraiannya Bapak Hajar menjelaskan hakekat eksistensi itu sendiri apa, beliau juga mengungkapkan kendati kita bersifat terbuka dan demokratis, bukan berarti harus melupakan budaya bangsa sebagai cermin jati diri. Sementara itu, Wahmuji, S. S. Memfokuskan diri pada inferioritas bahasa, beliau beranggapan bahwa inferioritas bahasa ini timbul karena adanya perebutan ruang semantik, namun ketika kita menilik lebih jauh kita harus menyadari kompleksitas permasalahan sehingga tidak serta merta menganggap penggunaan budaya asing sebagai bentuk inferioritas. Lain dengan dua pembicara yang lain, Muhammad Sodiq tampil secara santai, dia beranggapan bahwa perubahan itu perlu juga sepanjang memliki manfaat dan memberikan pengaruh yang baik. Eksistensi menurutnya tergantung dari para pemilik budaya itu sendiri. Kita tidak bisa membatasi ruang budaya, hanya sekedar sesuatu yang diturunkan secara turun temurun, namun budaya itu bergerak.
Acara yang dimeriahkan oleh Edsacoustic ini juga dihadiri oleh Dekan FBS UNY, Prof. Dr. Zamzani. Dalam sambutannya beliau mengharapkan kegiatan yang baik ini tidak hanya menjadi sekedar wacana melainkan ada tindak lanjut sehingga bermanfaat. Beliau juga merespon positif kegiatan semacam ini. Lisna sendiri, mengaku bahwa kegiatan ini berjalan dengan sukses. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang hadir, bahkan sampai acara berakhir pun tak banyak peserta yang beranjak. Namun, dia mengaku masih mengalami beberapa kendala, terutama dalam hal persiapan, karena dia tidak menyangka bahwa peserta yang hadir lebih dari 100 orang.
Senada dengan Lisna, Bapak Hajar Pamadi, selaku pembicara pun tidak menyangka, bahwa antusiasme peserta sedemikian tingginya. Hal ini disebabkan, berdasarkan pengalaman beliau diskusi yang mengambil tema budaya arang digemari oleh generasi muda.



LA FETE D' HIPER


Himpunan Mahasiswa Perancis (Hiper) kembali menyapa FBS dengan beberapa rangkaian acara La Fête d’hiper ke 11. Malam puncak La Fête d’hiper yang digelar di Stage Tedjokusumo tadi malam(10/5) pukul 19.00 WIB cukup banyak menarik animo mahasiswa, terlihat dari Menara Eiffel yang banyak di tempeli kartu ucapan dari penonton. La Fête merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Hiper FBS UNY . Kali ini tema yang diusung ialah La bastaille d’hiper dengan maksud semua anggota Hiper dan juga mahasiswa FBS menyaksikan satu festival bersama-sama, seperti halnya La Baistaille yang ada di Perancis.
            Acara yang dipandu oleh Ayu dan Hanifa ini diawali dengan penampilan dari edsacoustic, teatrikal hima seruker dan juga penampilan dari HMSP UGM. Acara selanjutnya sambutan dari ketua panitia, ketua Hiper, Kajur Pb. Perancis dan WD III FBS. Kemudian memasuki acara inti, WD III FBS, Kajur Pb. Perancis, dosen-dosen dan juga ketua Hiper meniup lilin ulang tahun diiringi oleh PSM UNY. Dilanjutkan oleh penampilan PSM UNY, teater hiper “maintenant”, bemcoustic, himasik, musical dance oleh Felika, acoustic hima PBSI, hima BDS, sasmita KMSI, dan ditutup oleh penampilan dari Hipercoustic.Di tengah acara tidak lupa diumumkan beberapa pemenang lomba dalam rangkaian La Fête d’hiper. Mulai dari lomba karaoke dosen dan ormawa, futsal, mini teath, tahan tawa.
Tidak hanya bernyanyi dan bermain akustik saja, namun panggung La baistaille juga demeriahkan oleh penampilan Felika yang membawakan modern dance dengan sangat apik dan menghibur. Penonton dibuat kagum dan seringkali tertawa karena penampilannya yang sangat menghibur. Tidak hanya itu, penampilan dari teater hiper juga tidak kalah menarik. Cerita yang mengangkat Rorojonggrang sebagai peran utama namun dalam versi mahasiswa Pb. Perancis sangat memukau. Penampilan yang kocak dan menghibur mampu menghilangkan kantuk penonton.
Beberapa penonton yang hadir menyatakan keseluruhan acara cukup menarik. “Lumayan bagus acaranya”, tutur Eka, salah seorang penonton yang kami temui setelah acara usai. Berbeda dengan Fe, penonton yang kami temui secara terpisah, “acaranya over all bagus, menghibur tapi untuk pengaturan waktu pengisi acaranya kurang terorganisir dengan bagus. Terus jadwal perform bintang tamu jadi molor 1 jam.”
Setiap acara pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Semoga di ulang tahun yang ke-11 ini, untuk kedepan Hiper mampu menyuguhkan acara-acara yang lebih wow dan spektakuler lagi untuk masyarakat FBS. Joyeux anniversaire Hiper.
 Nuri

Kamis, 10 Mei 2012

KREATIVA BERINCANG DENGAN TETANGGA

Sekretariat yang bertetangga tidak membuat Kreativa segan untuk melakukan kunjungan resmi kepada UKMF Limlarts FBS UNY. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012 ini dilaksanakan di aula PKM FBS UNY. Acara yang berlangsung dari pukul empat sampai pukul enam ini merupakan rangkaian agenda kunjungan awak LPPM Kreativa FBS UNY ke seluruh ormawa di FBS.
Tampak gurau dan canda tawa mengalir sepanjang acara. Pembahasan dan sharing program pun berlangsung dengan akrab. Adanya kedekatan personal antar anggota pun, membuat acara semakin semarak. Beberapa proker di bahas cukup intens seperti penulisan PKM, maupun penulisan pada umumnya. Rasman, selaku ketua UKMF Limlarts, mengaku cukup senang dengan agenda semacam ini mengingat LPPM Kreativa dan UKMF Limlarts pada dasarnya berada di jalur yang sama meskipun memiliki ranah yang berbeda.
Mengenai penjajakan kerja sama, lebih jauh Rasman, memiliki usul untuk dibentuknya sebuah forum bersama yang memungkinkan mahasiswa untuk berdiskusi dan menulis, kemudian bekerja sama membangun link media. Hal ini ditanggapi positif oleh Pemimpin Umum, LPPM Kreativa FBS UNY, Kartika Lisna Mutia. Hanya saja, dia menyatakan bahwa wacana ini harus ditindaklanjuti, sehingga tidak terkesan angin-anginan.

KREATIVA TERGIUR PROKER DIVISI PERUSAHAAN PBSI


LPPM Kreativa FBS UNY mengadakan kunjungan ke HIMA PBSI pada tanggal 9 Mei 2012. Acara ini bertempat di Sekretariat HIMA PBSI, Gedung PKM lantai 2 sayap barat. Kunjungan ini, yang merupakan program kerja Divisi Litbang dan Jaringan, berlangsung dari pukul empat sampai dengan setengah enam.
Acara yang berlangsung sekitar satu setengah jam ini, banyak membahas proker, ranah kerja, dan juga penjajakan kerjasama, antara LPPM Kreativa FBS UNY dengan HIMA PBSI. Fajar Setiawan, selaku ketua PBSI mengungkapkan, bahwa kunjungan seperti ini penting dilakukan meskipun kedua ormawa tinggal di satu atap. Dalam diskusi santai dan tanya jawab yang intens, berbagai ilmu pun dapat ditukarkan.
Divisi perusahaan nampaknya menjadi magnet tersendiri dalam pertemuan kali ini. Hal ini terlihat, ketika HIMA PBSI melakukan sejumlah pemaparan, mengenai bagaimana mereka mengelola keuangan dengan menjalankan usaha organisasi. Kreativa sendiri benar-benar memanfaatkan moment, mengingat di Kreativa inovasi kewirausahaan masih cukup rendah dalam mendukung pembiayaan program kerja.

Sabtu, 05 Mei 2012

WELCOME TO THE STAGE



Alunan musik akustik menggema di stage tari Tedjokusumo tadi malam, 4 Mei 2012. An Evening With EDSAcoustic kembali menyapa FBS. Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB ini cukup banyak menarik animo  mahasiswa, terutama para penikmat musik serta mereka yang ingin mencari hiburan setelah penat dengan berbagai kegiatan kampus. An Eve yang mengusung  tema ‘Music Through the Ages’ merupakan agenda tahunan EDSA (Hima Bahasa Inggris) yang menunjukkan kepedulian EDSA terhadap komunitas musik di FBS.
            Acara yang dipandu oleh MC Djimbe dan Pipiet ini diawali dengan sambutan dari ketua panitia, ketua EDSA, serta wakil dekan III. Disusul oleh Hima Seni Tari yang mempersembahkan tari Derake dan dokumentasi EDSAcoustic mengenai penggarapan acara. Memasuki acara inti, band Sasmita dari KMSI (Hima Sastra Indonesia) didaulat sebagai band pembuka. Kemudian berturut-turut penampilan dari EDSAcoustic I, EDSAcoustic II, UKMF Musik FIP, Relung Theatre, Waterflow, EDSAcoustic III, band Adiktif, Sketska, Cranium Basher, dan ditutup oleh penampilan  Kidjing and the Zombies.
            Tidak hanya akustik, musik raege dan ska pun mewarnai panggung An Eve. Para pemain Relung Theatre dan beberapa penonton bahkan sempat terlarut dan ikut menari dibawah stage saat Waterflow memainkan musik raegenya yang menghipnotis.Beberapa penonton menyatakan keseluruhan acara cukup menghibur, namun tak sidikit pula yang merasa belum puas. “Boring, lagunya nggak variatif. Masih ada band yang menyanyikan lagu yang sama, dan cuma sedikit lagu yang bisa diikuti” tutur Sinta, salah seorang penonton yang kami tanyai seusai acara.
            Yah, di dunia ini memang tidak ada hal yang sempurna dan pendapat masing-masing orang pun berbeda. Tapi apapun, poin yang terpenting adalah apresiasi terhadap karya itu sendiri. Sebab, kreativitas itu mati tanpa apresiasi. Semoga di FBS akan muncul lebih banyak lagi bakat-bakat kreatif dan menghasilkan acara-acara besar lainnya.
(Kaktus)