Label

Selasa, 02 Juli 2013

KUNJUNGAN MEDIA KE SKH KEDAULATAN RAKYAT: RINGKAS NAMUN MEMBEKAS

foto: bem fbs

Matahari sudah tinggi ketika rombongan LPPM Kreativa dan sub-divisi Media Badan Eksekutif Mahasiswa FBS UNY tiba di kantor redaksi SKH Kedaulatan Rakyat. Kami mempunyai tujuan dalam rangka kunjungan media hari itu, Selasa (2/6).

Di ruang meeting yang tak terlalu luas namun nyaman, peserta kunjungan menggali ilmu melalui pengenalan tentang Kedaulatan Rakyat. Menurut sejarah, koran ini pertama kali terbit 27 September 1945 tersebut. Dengan cukup antusias, satu per satu anggota Kreativa dan media BEM mengajukan pertanyaan demi memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Suci, salah seorang staff Redaksi Kedaulatan Rakyat yang menemui rombongan dalam kunjungan tersebut. Mewakili SKH Kedaulatan Rakyat, Suci menjelaskan bagaimana proses kerja redaksi setiap harinya. Dimulai dari meeting di pagi hari, rutinitas lalu dilanjutkan dengan hunting berita di lapangan, writing, correcting, lay outing, platting, filming dan printing. “Kalau pagi agak siang begini ya sepi, tidak banyak kegiatan di kantor karena wartawannya keluar semua cari berita,” ujarnya.

Wanita berambut panjang dan berpembawaan sigap ini juga menjelaskan tentang rubrik yang disediakan Kedaulatan Rakyat untuk menampung aspirasi mahasiswa seperti rubrik Swara Kampus, Budaya (puisi, esai dan cerpen), Opini,  dan lain-lain serta memaparkan prosedur pengiriman tulisan untuk rubrik-rubrik tersebut.

Semakin banyaknya media cetak yang beredar di pasaran saat ini tampaknya tidak terlalu membuat Kedaulatan Rakyat khawatir dalam soal persaingan. “Kami bersaing secara sehat dengan media lain, selain karena sudah memiliki pasar tersendiri, masing-masing media punya gaya tulisan yang berbeda dalam mengolah berita, serta adanya fanatik (penggemar) tiap media” jelas Suci.


Satu hal yang disayangkan, kunjungan ini hanya berlangsung singkat. Kreativa dan media Bem hanya diberi alokasi waktu sekitar 15 menit karena penuhnya jadwal agenda kegiatan kru Kedaulatan Rakyat pada hari itu. Meskipun demikian, peserta kunjungan mendapat banyak hal untuk dipelajari. [Yeni]

LAKU TOKOH CERITA PENDEK DI LUAR TEKS

Judul              : Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan
Penulis          : Eko Triono, Pinto Anugerah, Rachem Siyaeza, Lubis
Ghafura, Wayan Sunarta, Mugya S Santoesa, Rozi Kembara, Niduparas Erlang, Ricardo Marbun
Penerbit        : Kreativa Book Edition (KBE)
Cetakan         : 1 November 2012
Tebal              : 106
ISBN               : 978-979-26-1959-1

Di luar teks, tokoh dalam cerita pendek tidak mempunyai masa lalu, masa depan dan kontinuitas hidup. Khalayak sastra pun sepakat kalau karya sastra seperti halnya cerita pendek acuannya fiksi dan imajinasi. Inilah kehebatannya sebuah cerita pendek.

Bagaimana dengan cerita sejarah, cerita epik atau cerita yang mengadaptasi dari dunia nyata, tidak mempunyai masa depan, masa lalu dan kontinuitas hidupkah seorang tokoh di luar teks?

Bagaimana kalau tokoh dalam cerita pendek Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan melompat dari dalam teks dan berada di tengah-tengah masyarakat? Cerita tentang seorang pelukis bernama Tuan Mensen yang hendak merayakan pernikahannya dengan gadis paling cantik—yang orang-orang tengah iri dan sinis melihat keberhasilan Tuan Mensen itu, yang gadis itu selalu dibonceng dengan sepeda berkeranjang jalan-jalan keliling kota, jalan-jalan keliling hutan kota, memasuki jalan-jalan kecil, melintasi jembatan, yang orang-orang ketika melihat berkata, “Apa kau akan menjual kekasihmu itu Tuan Mensen?” dan gadisnya akan berujar kepada Tuan Mensen, “Husy! Keburukan tak harus dilawan dengan begitu, nanti bisa menabrak kita, lho.” (hal.17)

Bagaimana kelanjutan cerita pendek yang dikarang oleh Eko Triono ini? Oleh pembaca akan didapatkan cerita pendek ini dalam bentuk cerita yang absurd. Pembaca akan dituntun ke dalam isi ceritanya yang penuh labirin, yang ujungnya akan disambut lampu-lampu terang benderang disertai hujan kembang api.

Cerita pendek lainnya Emma Haven karya Pinto Anugerah. Cerita tentang Perempuan Padang bernama Siti Kalaya yang dilamar oleh van Shrick seorang Belanda totok. Laya, panggilan untuk Siti Kalaya, dilematis dengan hadirnya Ipan Sarik (panggilan Laya untuk van Shrick). Tanah Padangpanjang di sebuah kampung pitalah, dulu menjadi tempat tinggal ibunya dan Mak Sudi yang kini sudah beralih ke tangan Pemerintah Hindia dan mereka terusir oleh Belanda totok. (hal.23)

Latar tempat dalam Emma Haven yang menggunakan masa kolonial Belanda di Padang yaitu di tahun 1938. Cerita pendek ini seolah-olah ingin menyampaikan suara-suara masa lampau yang tersembunyi. Sebuah suara yang berasal dari sapuan angin ke layar kapal Galias.

Cerita pendek dalam antologi Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan menawarkan cerita-cerita menarik. Cerita pendek dalam antologi ini pernah dimuat di Jurnal Kreativa milik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dari tahun 2008-2012. Sembilan cerita pendek dalam buku ini hasil pilihan dari puluhan cerita pendek lainnya yang pernah dimuat di jurnal yang sama (hal.8). Termasuk pula cerita-cerita dalam buku ini yang selamat dari hempasan media cetak yang rentan membatasi cerita-cerita yang melanggar konvensi humanisme klasik cerita pendek Indonesia.

Jika saya ditanya bagaimana cara menulis cerita pendek yang kaya dengan teknis, unik dan aneh; Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan dan cerita-cerita lainnya inilah jawabannya.

Di antara cerita pendek yang berkehendak pada nuansa lokalitas, budaya atau religius, cerita-cerita dalam Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan menentukan takdirnya sendiri; tidak berpihak pada siapa pun dan sangat subjektif. Bagaimana kita tahu kalau seorang seniman itu harus mempunyai asuransi kejiwaan? Cerita ini dikisahkan oleh Wayan Sunarta dalam Asuransi untuk Pelukis (hal.51). Seorang tokoh utama aku-an, berposisi sebagai tukang agen asuransi di sebuah perusahaan. Tokoh utama kedua adalah temannya sendiri sejak SMA—kini dua-duanya sudah punya keluarga—kecuali tokoh kedua. Tokoh utama kedua kaya raya dengan melukisnya. Tokoh utama pertama tidak kaya alias pas-pasan sebagai seorang penulis. Maka tokoh utama pertama yang bekerja sebagai agen asuransi menawarkannya kepada tokoh utama kedua yaitu asuransi kejiwaan.


Sebenarnya, bisa saja fakta sosial diusung ke dalam fakta cerita pendek dengan berbagai sudut pandang yang sama. Cerita pendek jenis ini merupakan cerminan dari sebuah kondisi sosial masyarakat. Berbeda dengan cerita pendek yang ditulis oleh sembilan cerpenis muda Indonesia dalam antologi Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan. Di luar teks, tokoh dalam cerita pendek memang tidak mempunyai kontinuitas hidup. Dan cerita pendek dalam buku inilah salah satunya. [*]