Label

Selasa, 30 April 2013

MACAPATAN, PROSESI MENJELANG DEKLARASI

Para mahasiswa Pendidikan Bahasa Daerah (PBD) tengah menembangkan macapat (doc. Adet)

Pendopo Tedjo tampak riuh dengan suara tembang-tembang Jawa. Sekelompok orang berkerumun terlihat apik dengan batik, suasana terasa sakral. Itulah gambaran acara Macapatan yang diadakan pada Selasa malam (30/4). Macapatan merupakan salah satu rangkaian prosesi deklarasi hari lahir FBS sekaligus sebagai malam perenungan. Hal ini dipaparkan oleh Muhamad Wahyu Hidayat, selaku ketua panitia pelaksanaan Macapatan. 
       “Ini sebenarnya rangkaian sekaligus menyongsong deklarasi hari lahir FBS. ini (macapatan –red) sudah ada agenda dari fakultas, jadi bukan proker HIMA. Tapi sebenarnya Macapatan adalah proker jurusan dan sudah ada pentas pada bulan Maret lalu dan ini diadakan lagi.”

Rabu, 24 April 2013

DIGITALISASI VS KONVENSIONAL


Oleh Erin Cahyaning

Era teknologi informasi secara langsung telah memberikan pengaruh terhadap perubahan moral dan budaya. Hal ini terbukti pada maraknya perilaku konsumtif masyarakat yang berimplikasi terhadap meningkatnya penggunaan gadget. Ini membuat budaya membaca buku kian merosot. Alat-alat informasi seperti handphone, tablet, laptop, dan lain sebagainya dijadikan alternatif untuk berkomunikasi sekaligus memperoleh beragam informasi global. Buku yang pada dasarnya merupakan bahan referensi utama, kini mulai kembang-kempis menghadapi gejolak zaman.  

MENELUSUR ALIRAN DANA PENGADAAN BUKU


Perpustakaan ibarat jantung bagi seorang manusia, sedangkan kumpulan pustaka adalah aliran darah yang mambuat jantung masih bisa berdetak. Demikianlah perpustakaan tanpa buku, dia akan menjadi suri. Perpustakaan ini terletak berdekatan dengan pintu masuk Gedung Kuliah 1 (GK 1). Di sinilah mahasiswa bertandang ketika mereka mencari referensi. Sekilas tak ada yang salah dengan perpustakaan FBS, namun berdasarkan pengakuan beberapa mahasiswa mereka lebih sering menjumpai koleksi skripsi yang berderet rapi di rak-rak lemari di bandingkan buku-buku teoretis yang dibutuhkan oleh mereka. Keluhan mahasiswa ini cukup beralasan, mengingat setiap tahun mahasiswa yang akan lulus dipungut dana pengadaan buku. Menurut data yang diperoleh dari Wildan alumni mahasiswa PBSI FBS UNY, setiap mahasiswa yang akan lulus diwajibkan membayar dana dengan rincian sebagai berikut: sumbangan buku FBS sebesar Rp20.000,-perpustakaan UPT Rp27.000, IKA Rp50.000, pelepasan Rp100.000, wisuda Rp400.000. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Amy, Kunti, serta Tiko.

Mengenai dana yang dibayarkan mahasiswa sebesar  Rp20.000,- untuk perpustakaan FBS ,Wakil Dekan I membenarkan hal tersebut. Namun, mengenai dana untuk perpustakaan UPT,  Dr. Widyastuti Purbani, M.A mengaku terkejut karena tidak mengetahui tentang dana ini “Loh, itu yang Rp27.000 apa, adanya Rp20.000. Saya malah kurang tahu, kalau UPT pusat juga (menarik dana dari mahasiswa –red).”

SENGKARUT KEBIJAKAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS


Perpustakaan FBS sebagai jantung kultur intelektual mahasiswa, selama ini dinilai masih minim khasanah literer. Tak hanya itu, perpustakaan yang sedianya memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan referensi yang lebih detail mengenai bahasa dan seni, nyatanya tak memberikan bantuan yang sangat signifikan.

“Koleksi buku-bukunya minim, yang ada cuma koleksi skripsi dan jurnal itu juga cuma sedikit. Kalo perpus fakultas itu keadaannya kayak gini, kayaknya gak ada perpus fakultaspun gak papa deh” ujarAnez selaku mahasiswi PBSI UNY, Selasa (16/4).

Mengenai keluhan ini, Dr. Maman Suryaman, ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) kemudian menanggapi “Sebenarnya program pengadaan dana buku itu baru ada saat dua tahun ini, yaitu tahun kemarin dan tahun ini  yang belum dilaksanakan karena dana belum cair, tapi jurusan telah mengimplementasikan. Mengenai koleksi buku yang masih tetap saja koleksi lama, Jurusan malah tidak pernah tahu mengenai hal adanya regenarasi buku-buku, justru mahasiswalah yang harusnya mengontrol dan monitoring oleh alumni  juga, apakah benar koleksinya masih koleksi lama, atau mungkin saja buku-bukunya masih dipinjam dan belum dikembalikan itu masih harus perlu dicek lagi” terangnya.

HUT BDS KE-11


Sabtu (6/4), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman FBS atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bund der Deutsch Studenten (BDS) menyuguhkan satu acara puncak untuk memperingati Hari Ulang Tahun mereka yang ke-11. Sebelumnya BDS telah menyelenggarakan berbagai lomba. Acara ini sekaligus menjadi malam penganugerahan bagi para pemenang lomba. HUT BDS tahun ini mengusung tema Die Elfte Jahre Für eui Tor (11 tahun untuk sebuah gol) yang mempunyai makna 11 adalah identik dengan sepakbola dan gol merupakan kesuksesan dalam sebuah pertandingan (perjuangan). BDS-pun menambah kekuatan tema dengan mengenakan dresscode Jersey Jerman saat acara berlangsung. Acara yang dimulai pukul 19.00 di Laboratorium Karawitan (Labkar) ini merupakan acara tahunan sekaligus Proker BDS.

Acara menampilkan beberapa hiburan, di antaranya stand up comedy, penampilan Edsacoustic, HIMA PBD, Misbah, dan HIMASIK. Turut hadir pula Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman yaitu Ibu Lia Malia, M.Pd. serta Wakil Dekan III FBS, Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. Persembahan khusus dari BDS sekaligus menjadi puncak HUT BDS adalah kolaborasi antara 4 wadah kreatifitas dalam HIMA BDS yaitu teater (Regenbogen), grup musik (Käse), tari (Schmettering), dan vokal grup (Gesangsgruppe) , yaitu pertunjukkan drama musikal yang disadur dari beberapa cerita rakyat/dongeng, diantaranya Cinderella, Pinokio, Putri Salju, dan lain-lain dengan tema sepakbola seperti tema yang BDS angkat tahun ini.

SARASEHAN SENI DAN PUNCAK OPEN HOUSE UKM AL HUDA


Sabtu (13/4), Stage Tari Fakultas Bahasa dan Seni terlihat ramai. Di tempat itulah sarasehan seni dan puncak open house KM Al Huda diadakan. Acara tersebut sangat ramai dihadiri oleh penonton dan tamu undangan. Para tamu undangan juga tidak ketinggalan ikut berpartisipasi dalam acara yang disenggelarakan oleh UKMF Al Huda ini.  Acara yang bertemakan “Islam Bicara Seni dan Budaya” ini turut dihadiri oleh Ibu Kun Setyaning Astuti selaku Wakil Dekan III FBS UNY.

Sarasehan dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Ketua Panitia, M. Subhan. “Harapan saya semoga apa yang telah direncanakan dari awal dan tujuan Al Huda semakin sukses”, ungkap M. Subhan selaku ketua panitia acara tersebut. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua UKM Al Huda, Hasan Riyadi. Sarasehan ini dibuka resmi oleh Ibu Kun Setyaning Astuti selaku Wakil Dekan III FBS UNY.

Dalam sambutannya Ibu Kun menyampaikan “Dengan diadakannya acara sarasehan ini diharapkan bisa meningkatkan seni Islam yang akhir-akhir ini cenderung turun”. Beliau juga menambahkan harapannya “ Keluarga FBS diharapkan bisa meningkatkan seni dan budaya dalam Islam”. Acara bertambah meriah dengan didukung oleh penampilan dari HIMASIK (Himpunan Anak Seni Musik)  yang menunjukkan kesyahduannya melalui nyanyian religi yang berjudul Bersujud.

GELARAN STAND UP COMEDY UGM


Sabtu (13/4) 3500 penonton memadati Gedung Graha Shaba Pramana sejak pukul 19.00 WIB. Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke – 38, Program Diploma Sekolah Vokasi Ekonomika dan Bisnis bekerja sama dengan Arpro Buana Lestari Jogja menggelar Stand Up Comedy dengan tema “Battle of Republic”.

Stand up comedy menjadi acara yang sudah dipersiapkan setahun untuk merayakan Dies Natalis Vokasi ,’’ujar bapak Arya selaku penanggung jawab acara ini.

Acara dipandu Gareng Rakasiwi dan dibuka oleh Direktur Sekolah Vokasi, dilanjutkan dengan open mic dari beberapa staf pengajar di antaranya Wikan Sakarinto, pengajar dari Teknik Mesin SV UGM, Herman Legowo, dosen FEB UGM, serta Dekan Fakultas Biologi, Suwarno. Selain itu, juga ada Das Salirawati, dosen Teknik Kimia UNY yang berhasil mengocok perut penonton dan mendapat ribuan tepuk tangan. Beliau telah melalang buana di berbagai stasiun televisi swasta untuk open mic.

Biasanya kalau di kampus, saya dipanggil bu Das, kalau di acara stand up dipanggil Wati Salsabila dan fans-fans saya memanggil saya Daster”, ujar Wati Salsabila. Beliau sukses membuat penonton terpingkal-pingkal, karena materi yang beliau berikan masih fresh dan berhubungan dengan kebiasaan mahasiswa.

45 MENIT 3 ZONA GOA PINDUL


45 menit mengambang menelusuri sungai bawah tanah Goa Pindul, siapa yang tidak berminat? Atau jangan-jangan ada yang belum tahu apa dan di mana Goa Pindul? Ya, Goa Pindul adalah salah satu wisata air yang berada di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Goa Pindul bukanlah wisata air biasa. Hanya dengan tiga puluh ribu rupiah kita diajak menyelusuri keunikan sungai bawah tanah dan melihat keindahan stalaktit menggunakan ban karet. Pengelola desa menyebutnya dengan Cave Tubing Pindul. Mitos menyebutkan, bahwa nama Pindul diambil ketika anak Panembahan Senopati (pendiri kerajaan Mataram) ketika sedang di mandikan lalu pipinya kebendhul atau terbentur.

Dengan panjang 350 meter dan lebar 5 meter gua pindul memiliki 3 zona. Zona pertama adalah zona terang yaitu pintu masuk goa, lalu zona remang dan zona gelap yang berada di tengah-tengah goa. Goa pindul memiliki kedalaman air kurang lebih 5-12 meter dengan demikian para wisatawan wajib menggunakan baju pelampung dan membutuhkan pemandu yang benar-benar sudah mengerti seluk beluk Goa Pindul. Hebatnya, pemandu di sini bisa berenang tanpa ban di kedalaman 12 meter.

Zona gelap adalah paling menarik. Zona ini benar-benar gelap, tidak ada satu cahayapun yang mampu menerobos masuk. Di sinilah eksotisme Pindul terpapar. jika pengunjung diam, terdengarlah suara tetesan air dari stalaktit dan sesekali suara pemandu yang menjelaskan keindahan dan keunikan mitos-mitos stalaktit di dalam goa. Selain itu jika pemandu mengarahkan senternya ke langit-langit goa terlihatlah segerombolan kelelawar yang sedang tertidur dengan kepala mengarah ke bawah. Di sini pengunjung juga akan menemukan stalaktit Putting yang konon katanya jika ada pengunjung perempuan yang tanpa sengaja terkena tetesan air dari stalaktit ini bisa bikin cantik dan awet muda. Keluar dari zona ini pengunjung akan di hadang oleh stalaktit terbesar yang di sebut Soko Guru, butuh 5 orang untuk melingkari stalaktit ini loo.

HIMA BSI UNNES STUDI BANDING KE UNY


Sabtu (13/04), Jurusan Bahasa Sastra Indonesia (BSI) Universitas Negeri Semarang  (UNNES) mengadakan studi banding dengan KMSI dan PBSI  di Cine Club FBS UNY. Kegiatan tersebut dimulai sekitar pukul 10.30, ketika beberapa lagu oleh Misbah (PBSI) menyambut tiga puluh perwakilan mahasiswa UNNES yang datang. Acara selanjutnya dibuka oleh MC, lalu sambutan dari Ahmad Wahyudin, M.Hum dan Prof.Dr.Suhardi selaku Kaprodi BSI UNY. Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing struktur pengurus atau divisi ormawa BSI UNNES, KMSI, dan PBSI. Setelah itu, mereka melakukan sharing tentang program kerja masing-masing jurusan.

“Kami sangat senang bisa mengunjungi Fakultas Bahasa dan Seni UNY, selain untuk studi banding program kerja ormawa, kami juga bisa menjalin silaturahmi sekaligus bertukar pendapat” kata Zaenudin, selaku ketua HIMA BSI UNNES periode 2013.

Setelah perkenalan, acara berlanjut ke acara inti yaitu diskusi panel yang dimoderatori oleh Mawaidi (mahasiswa jurusan BSI 2011), dangan pembicara Roni (Ketua HIMA PBSI 2013, Heri (Kepala suku KMSI 2013), dan Zaenudin (ketua HIMA BSI 2013 UNNES). Di sesi ini baik pihak KMSI, PBSI, maupun HIMA BSI masing-masing saling mensosialisasikan agenda program kerja selama satu tahun, mulai agenda rutin maupun event rutin per tahun yang sering diadakan.

PELANTIKAN HIMA DAN ORMAWA FBS


Kamis (4/4), Forum Organisasi Mahasiswa (FOM) Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (BEM FBS UNY) menyelenggarakan acara tahunan mereka yaitu Pelantikan HIMA dan Ormawa FBS. Acara yang merupakan Proker BEM FBS 2013 ini berlangsung di Stage Tari FBS dan dihadiri oleh seluruh Ketua HIMA dan Ormawa di FBS beserta anggotanya, di antaranya adalah HIMA PBSI, KMSI, EDSA, HIMA PBD, HIMA SERUKER, HIMASETA, HIMASIK, HIPER, BDS, AL HUDA, LIMLARTS, SANGKALA, KREATIVA, DPM FBS, dan tentunya dari BEM FBS sendiri. Acara yang dimulai pukul 20.00 dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne UNY, dilanjutkan sambutan Wakil Dekan III FBS, Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd. yang turut hadir dalam acara tersebut. Sebelum pembukaan acara juga ditampilkan hiburan akustik dan pembacaan puisi dari anggota BEM.

Agenda tahunan ini bertujuan agar setiap HIMA dan Ormawa khususnya di FBS saling kenal dan mampu mempunyai satu tujuan baik untuk FBS kedepannya. “Kita butuh satu acara untuk kumpul bareng, mungkin dalam waktu dekat ini acara yang paling strategis adalah Pelantikan Ormawa karena masing-masing ormawa disibukkan dengan open house mereka sendiri.” ujar Tommy selaku Ketua BEM FBS 2013. Secara institusional, agenda ini menunjukkan hubungan formal antara ormawa dan dekanat. Tommy menambahkan, “Hampir setiap Ormawa butuh legalitas, untuk berjalan dan bergerak.”

DIA, AKU, KALIAN, DAN YANG HILANG


oleh Echa


Pernahkah merasa begitu jauh dengan sesuatu yang sesungguhnya sangat dekat, atau sangat sepi padahal ketika itu dunia sedang ramai dengan manusia-manusianya yang kepanasan. Entah sebab apa, tetapi itulah yang terjadi.

Tetapi suatu hari, bukan! Sore itu,  ketika kanvas alam digelar, tinta-tinta disiapkan, seniman alam akan membuat karya seninya yang Maha Mengagumkan. Dia membuat bola merah besar di ujung biru pekat di sebelah barat, mulai membuat titik-titik terang di tiap sudut di dalam kanvas. Gemintang berbinar kemilau, barulah sentuhan akhir menggantung si perak di tengahnya. Si perak yang melengkung dengan sinarnya yang pucat, si perak yang mirip sekali dengan kuku kaki itu sangat mengagumkan.

Dibalik cahaya yang dibuat temaram oleh penciptanya itu, pelan-pelan berjalan seseorang berawak tak tinggi tak pula pendek. Pelan sekali, bukan karena sakit di kaki, tetapi pelan yang disengaja. Sekilas terlihat wajahnya yang tirus sangat dan berwarna langsat, matanya tajam tapi mengisyaratkan kekosongan. Dia terus saja berjalan tanpa tahu apa dan bagaimana sekitarnya memperhatikan langkah itu, tanpa tahu ketika sepasang mata menatapnya aneh, mungkin pula bingung, mungkin pula bertanya mengapa?

Minggu, 07 April 2013

MENYOAL PRIVA(SI/TI)SASI AKUN BEM


Beberapa malam yang lalu terjadi perdebatan di ranah maya terkait sebuah postingan kontroversial dengan akun bernama Sedulur, yang diduga sebagai salah satu oknum pengurus BEM FBS UNY 2013. Postingan bertanggal 2 Maret 2013 tersebut menyatakan bahwasannya privasi akun BEM FBS disebabkan oleh banyaknya kritik pedas yang mereka terima, sehingga kritik dan saran akan dilayani melalui inbox.


Di dunia maya, apalagi untuk identitas komentator, bisa saja diberi nama sesuka hati oleh pengguna internet. Mungkin saja itu memang benar oknum anggota BEM FBS 2013 atau justru orang-orang yang ingin menjatuhkan BEM FBS UNY, setelah dia tahu diberlakukannya privasi akun. Akan tetapi, di sini bukan kapasitas saya untuk berkomentar, siapa sebenarnya pemilik akun tersebut. Apakah itu akun resmi atau palsu.


Terlepas dari kesahihan pengguna akun, mencermati aktivitas akun facebook BEM FBS memang menarik. Dalam sebuah diskusi, yang lebih mirip debat kusir, dikatakan bahwa upaya privasi akun facebook dilakukan untuk meminimalisasi tertimbunnya informasi resmi BEM. Akan tetapi, hal ini menuai banyak sekali kecaman dan komentar miring dari para mahasiswa FBS. Pasalnya, mereka menilai bahwa demokrasi sudah diberangus, sehingga asas keterbukaan publik diciderai. Sebenarnya kalau masing-masing pihak mau menahan diri, permasalahan semacam ini bisa diselesaikan.