Sabtu, 29 Agustus 2015
Selasa, 25 Agustus 2015
INSIDEN PARADE ORMAWA
MENUNGGU: Sekelompok Ormawa FBS tengah menunggu keputusan panitia Ospek untuk memasuki GOR di waktu parade Ormawa |
Ospek
hari pertama diwarnai insiden pelarangan dari pihak panitia universitas ketika
parade Ormawa dilaksanakan. Awalnya, acara parade Ormawa pada Ospek hari
pertama ini berjalan dengan khidmad. Pukul 13.00 WIB sejumlah Ormawa FBS
berbondong-bondong menuju GOR dengan atribut yang sudah disiapkan setelah
berkumpul di halaman C13
Ketika
memasuki giliran Ormawa FBS untuk masuk ke dalam GOR, panitia Ospek universitas
merasa keberatan dengan jumlah Ormawa FBS melebihi kuota yang diizinkan untuk
memasuki GOR. Hal ini tentunya langsung mendapat respons dari
seluruh ketua Ormawa FBS untuk melakukan koordinasi dan membicarakan mengenai
kelanjutan parade Ormawa. Masing-masing ketua Ormawa tersebut akhirnya memutuskan
bahwa tidak ada satu pun anggota Ormawa yang ditinggal diluar GOR. “Kalau ingin
Ormawa FBS masuk, maka harus masuk semua”, jelas Fanny Arief selaku ketua KMSI.
Bahkan mereka mempunyai kekompakan untuk
parade Ormawa FBS ini, “Sesuai kesepakatan bersama, kalau satu orang nggak boleh masuk, maka kita sepakat nggak bakal masuk semua,” jelas Yopi
selaku ketua Ospek FBS tahun ini.
Kejadian
ini sempat membuat Ormawa Fakultas Teknik tertahan di dalam GOR, karena pintu
keluar yang ditutup oleh petugas.
Sedangkan di luar GOR, seluruh Ormawa FBS menutup akses pintu keluar.
Setelah menjalani perdebatan yang cukup alot,
pihak panitia Ospek universitas tetap bersikukuh akan pembatasan jumlah orang yang melakukan parade Ormawa di
dalam GOR. Mereka beralasan demi keadilan terhadap fakultas lainnya yang
bersedia dibatasi.
Sementara
Ormawa FBS masih tertahan di luar GOR, Wakil Rektor III UNY
Prof. Sumaryanto mengajak perwakilan BEM Rema, BEM FBS, ketua panitia Ospek
universitas serta ketua panitia Ospek FBS untuk berunding. “Saya minta
perwakilan dari BEM REMA, panitia Ospek, BEM FBS, ada Bu Kun selaku WD III sebagai saksi nanti hasilnya Insya Allah yang
terbaik. Percayalah kalau saya mempersembahkan ini untuk teman-teman, makanya
saya Tut Wuri Handayani. Tunggu kira-kira 10 menit, Insya Allah sudah ada
keputusan,” terangnya.
Saat
tim Kreativa melansir mengenai apa yang sedang dikoordinasikan di dalam GOR,
pihak BEM FBS menjelaskan. “Awalnya kesepakatan Univ sama fakultas tiga orang
per Ormawa karena kasihan ada Maba FMIPA di bawah. Pertimbangan juga soalnya
ada pascasarjana yang ikut sampe sore
dan tamu undangan juga. FBS nggak
setuju karena FBS orangnya banyak, maka dinaikkan lima orang. Kalau dari yang
saya dengar awalnya karena ada pascasarjana, padahal pasca udah keluar tapi teman-teman tetep dilarang untuk masuk,” jelas
Qory selaku Side Coach (SC) acara
Ospek FBS.
Sembari
menunggui hasil rundingan keputusan dari
WR III, WD III, BEM Rema, BEM FBS, panitia Ospek universitas dan panitia Ospek FBS,
pihak Ormawa FBS masih menunggu di luar GOR. Ketika ditanyai alasan Ormawa FBS
yang tetap bersikukuh tidak mau masuk GOR, Delta sebagai salah satu koordinator parade Ormawa FBS
menganggap bahwa FBS tidak melanggar satu pun aturan yang ditetapkan oleh
panitia, dia menambahkan. “Jadi gini,
sepengetahuan aku karena dari kesepakatan tertulis per Ormawa dijatah lima
orang. Ada perjanjian FBS cuma 80 orang yang boleh masuk kalau ada
pascasarjana. Tapi kan pascasarjana
sudah keluar, ya jadi boleh dong.“
Ditanya
mengenai insiden pelarangan parade Ormawa FBS yang tidak diperbolehkan masuk ke
dalam GOR, Delta menyatakan, ”Udah
dandan capek-capek gak bisa masuk, aku sih
tetap semangat,” tutupnya. Kemudian Ormawa FBS melanjutkan meneriakan yel-yel kembali.
Setelah
selesai mengurus perizinan Ormawa untuk masuk GOR, panitia Ospek universitas
tetap menolak untuk memasukkan seluruh Ormawa FBS ke dalam GOR. Maka dari itu, WD III
yaitu Drs. Kun Setyaning berdiskusi dengan Ormawa dan panitia Ospek FBS
untuk menjemput Maba keluar GOR. “Karena kita tidak kondusif untuk masuk GOR. Kita
buat acara sendiri di FBS setelah Maba turun. Kita istirahat dulu di sini,
nunggu jam empat kita pulang. Nanti kita bareng-bareng ngajak Maba ke FBS untuk
orasi di FBS,” jelas WD III. (TIM)
Senin, 24 Agustus 2015
Maba Antre Panjang, Jam Ishoma Dinilai Kurang
dok: Kreativa
Technical Meeting (TM) adalah sebuah agenda pra Ospek yang dilaksanakan untuk menunjang persiapan mahasiswa baru (Maba) dalam menjalani Ospek. Dalam acara tersebut,
untuk pertama kalinya Maba dipertemukan dengan teman-teman satu gugusnya.
Setiap gugus terdapat empat pemandu yang bertugas mengarahkan dan mendampingi
Maba. TM Ospek Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) diselenggarakan pada hari Kamis
dan Jumat, 20-21 Agustus 2015. TM dimulai pukul 06.00 WIB, diawali dengan
pengondisian Maba di depan gedung Laboratorium Musik dan Tari. Selanjutnya
pukul 07.30 WIB diarahkan untuk memasuki gedung Stage Tari.
Di dalam Stage Tari tersebut mereka melakukan
serangkaian persiapan Ospek. Seperti menyanyikan yel-yel bersama, meneriakkan
jargon FBS, mencatat penugasan untuk Ospek. Yaitu membuat artikel tentang
tokoh, artikel kapita selekta yang dipilih oleh masing-masing Maba dan esai
mengenai tema Ospek tahun ini. Selain itu, Maba juga mencatat berbagai perlengkapan
yang dibutuhkan untuk Ospek baik universitas, fakultas maupun jurusan. Seperti
pada tahun-tahun sebelumnya, sebagian dari perlengkapan itu telah disediakan
oleh panitia dan sebagian lagi harus dipersiapkan Maba sendiri.
Memasuki waktu istirahat, sholat, makan (Ishoma), banyak Maba
berbondong-bondong mengantre di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) untuk mengambil goody bag. Hal ini dirasa janggal
karena sebelumnya tidak ada jadwal khusus untuk pengambilan perlengkapan Ospek
tersebut. Panitia Ospek mengambil sela-sela jadwal Ishoma untuk agenda ini.
Sehingga kegiatan ini memotong waktu Ishoma, seperti yang diungkap Fadli, Maba
Pendidikan Bahasa Inggris. “Kalau waktunya ada, mengantre pun tidak apa-apa.
Kalau mepet waktu sholat kaya begini ya tambah setengahjam lah,” keluhnya saat
ditemui di sela antrean pengambilan goody bag.
Dari pihak panitia sendiri akhirnya memberikan waktu Ishoma
tambahan dikarenakan Maba mengeluh waktu istirahatnya kurang. “Tadi ada yang
bilang waktunya kurang, terus kita tambahin 15 menit,” ungkap Sukoco, selaku
Sie acara. Menanggapi soal kurangnya waktu Ishoma, Sukoco mengatakan bahwa
sebenarnya hal tersebut dapat diatasi tergantung pemandu masing-masing gugus
dalam mengarahkannya. “Setiap gugus kan pemandunya banyak. Nah, satu pemandu
ada yang ngambil beberapa Maba untuk sholat, beberapa untuk makan, dan ambil goody bag,” tambahnya.
Adismila Fridasari, selaku KSK yang bertugas membagikan
perlengkapan Ospek kepada Maba tersebut, berpendapat bahwa jika dibandingkan
dengantahun kemarin, pengambilan goody bag dan perlengkapan lainnya dinilai
lebih efektif di tahun yang lalu. Dengan antrean panjang seperti itu, Adismila
mengeluh karena hanya ada satu stand untuk membagikan goody bag. “Karena hanya membuka satu stand, jadi
cukup melelahkan,” tambahnya.
Dalam hal pengambilan perlengkapan Ospek ini, hanya Maba jalur
SNMPTN yang harus mengambil sendiri ke PKM. Sementara untuk Maba jalur SBMPTN,
SM dan Utul, goody bag diambilkan oleh pemandu. “Ada
dua versi, SNMPTN mengambil sendiri dikarenakan mereka belum dapat undangan
dan mereka harus tanda tangan. Jadi pemandu mengarahkan ke PKM. Sedangkan
SBMPTN, SM dan Utul diambilin pemandu,” tegas Nunik selaku sie pamandu.
Sementara itu, Maba SNMPTN tercatat berjumlah 439
mahasiswa. Mahasiswa sebanyak itu harus antre sendiri untuk tanda tangan dan
mengambil undangan orang tua/walinya. Pengambilan goody bag bagi Maba non SNMPTN dilakukan pada hari yang sama setelah
selesainya pengambilan goody bag oleh mahasiswa SNMPTN. Adapun
isi dari goody bag itu sendiri adalah otok-otok,
undangan untuk orang tua, slayer ungu dan jurnal Kreativa. (Devy)
Kamis, 20 Agustus 2015
Festival Kesenian Yogyakarta Ke-27 Digelar di Taman Kuliner Condongcatur pada 19 Agustus - 5 September 2015
Festival tahunan Yogyakarta yang digelar sejak 1989, dalam waktu dekat ini kembali diselenggarakan tahun ini di lokasi baru, dengan tema baru, dan tentu saja suasana dan kemeriahan baru |
Yogyakarta, 14 Agustus 2015. Sebentar
lagi, Taman Kuliner Condongcatur Yogyakarta akan dihiasi kemeriahan Festival
Kesenian Yogyakarta (FKY) 27, yang mengusung tema DANDAN, dan akan digelar
selama 18 hari. Dalam jangka waktu tersebut masyarakat dapat menikmati berbagai
macam suguhan seni dan budaya, baik tradisi maupun modern kontemporer, serta
tidak ketinggalan pula sajian kuliner dan kerajinan kreatif.
Prosesi pembukaan
Festival yang makin jadi kebanggaan warga Yogyakarta ini pada 19 Agustus 2015
dibuka dengan “Pawai Edan-Edanan” yaitu pawai street performance di
sebagian ruas Jalan Kaliurang, yang mengambil rute dari PKKH UGM - Gedung Grha
Sabha Pramana - Gedung Rektorat UGM - dan berakhir di Perempatan Selokan
Mataram. Pawai yang dimulai pada 15:00 WIB ini akan diikuti 30 kontingen yang
berasal dari berbagai kelompok kesenian empat kabupaten dan satu kotamadya
Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kelompok-kelompok kesenian masyarakat
sekitar.
Untuk keperluan
tersebut, maka sejak pukul 14:00 WIB akan ada penutupan sebagian ruas jalan
Kaliurang dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi tersebut, hingga
saat selesainya Pawai Edan-edanan tersebut, sekitar pukul 17:30 WIB.
Malam harinya
bertempat di Panggung Pasar Seni Taman Kuliner Condongcatur upacara pembukaan
FKY 27 dilanjutkan pada 19:00 WIB yang rencananya akan dihadiri dan secara
resmi dibuka oleh Gubernur DIY. Acara pembukaan ini diramaikan para penampil
seni musik dan tari kontemporer. Beberapa penampil yang akan mengisi acara
pembukaan ini antara lain Sanggar Sekar Arum, Mila Art Dance, Karawitan Canda
Nada, dan Yogyakarta Symphony Orchestra.
Pelaksanaan FKY 27
ini sendiri, selain sebagian besar terpusat di Taman Kuliner Condongcatur, ada
beberapa program yang diselenggarakan di luar lokasi ini. Seperti misalnya
Pameran PAPERU (Para Perupa Muda) “Laras Sinawang” yang digelar di
Sasana Hinggil Yogyakarta, Jogjakarta Video Mapping Project (JVMP) di Panggung
Krapyak dan gedung DPRD, serta Teater FKY oleh Kalanari Theatre Movement
digelar di bekas gedung bioskop Permata.
Selain menawarkan
panggung dan pasar seni budaya, FKY 27 juga memiliki program Sastra – pembacaan prosa, pemutaran Bioskop FKY,
serta kegiatan-kegiatan workshop seni rupa, lokakarya, serta diskusi seni yang
semuanya terbuka bagi masyarakat luas.
Selain di tingkat
DIY, Festival Kesenian Yogyakarta juga diselenggarakan di tingkat kota dan
kabupaten. Untuk FKY Kota di Plaza Pasar
Ngasem pada tanggal 1 - 4 September, FKY Gunungkidul di Alun-Alun Wonosari pada
22 - 27 Agustus, FKY Sleman di Lapangan Sendang Adi Mlati pada 21 - 23 Agustus
2015, FKY Bantul di Imogiri Sewon pada
20 -26 Agustus, dan FKY Kulonprogro di Alun-alun Wates pada 22 – 25 Agustus 2015.
Menurut Ketua Umum
FKY 27 Ishari Sahida, dipilihnya Taman Kuliner Condongcatur Yogyakarta sebagai
tempat digelarnya FKY 27 didasari pertimbangan kondisi budaya dan
kemasyarakatan yang menarik.
“Sebagai sebuah wilayah yang di satu bagian memiliki kondisi
lingkungan urban, sementara pada bagian lain terdapat penduduk lokal yang masih
dekat dengan kehidupan agraris, Condongcatur dapat jadi tempat yang tepat untuk
menyerap dan mewujudkan visi dan misi FKY tahun ini.” jelas pria yang akrab dipanggil Ari Wulu ini.
“Misi dan visi FKY tahun ini tersebut, terutama yang berkaitan dengan
pelestarian dan pengembangan seni budaya yang tumbuh dan berkembang di seluruh
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, baik yang telah populer dan terkenal,
maupun yang masih berkembang.” pungkasnya.
INFO UMUM :
TEMA FKY 27: DANDAN
DANDAN dalam bahasa Jawa memuat dua aktivitas: bersolek
dan berbenah. Bersolek selalu
identik dengan aktivitas yang menuntun pada kualitas estetika; paras atau
penyajian. Sedangkan berbenah
identik dengan upaya perbaikan fisik atau non-fisik. Membawa keduanya sebagai
konsep dalam FKY 27, adalah upaya untuk menyajikan seni dan budaya Yogyakarta,
baik di wilayah kota maupun kabupaten secara maksimal, sebagai wujud karakter
dari Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya.
nDandani membutuhkan peran serta semua elemen masyarakat,
baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun terdiri dari elemen masyarakat yang
berbeda-beda namun harus tetap mampu menyajikan dan menjadikan paras seni
budaya Yogyakarta dengan (lebih) baik.
Konsekuensinya,
FKY 27 diharapkan tetap mampu “menopangi” Yogyakarta secara estetik dalam
format festival, dan bukan sekadar “menopengi” yang berarti hanya menjadi
rutinitas tahunan tanpa ada tujuan untuk mempertahankan atau mengembangkan
karakteristik seni budaya Yogyakarta. Melalui festival seni ini diharapkan
dapat terjadi bincang keilmuan, wacana, kreasi sampai pergerakan yang lebih
komprehensif sebagai upaya dari mulai dandan sampai dengan nDandani Yogyakarta dengan rupa-rupa permasalahannya. Semoga.
LOGO: WAJAH - PENGUBAH
Wajah
yang menjadi logo FKY 27 ini merepresentasikan masyarakat sebagai agen pengubah
kebudayaan. Menghadirkan wajah
merupakan penanda bahwa upaya untuk mewujudkan
tujuan dari FKY 27, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari akar
rumput hingga pembuat kebijakan. Semua berkontribusi untuk saling nDandani, karena “wajah” dari kebudayaan
Yogyakarta dari waktu ke waktu, terpancar dari mereka yang hidup di dalamnya.
TARI “EDAN-EDANAN”
Penggunaan
tari ini sebagai main idea visual
logo dimaksudkan bahwa dalam upaya nDandani,
yang antara lain memerlukan kebaruan pemikiran dan tindakan untuk merespon
realitas di Yogyakarta melalui kerjasama antar berbagai pihak, membutuhkan
energi besar untuk bekerja dan seni mengelola pekerjaan secara cerdas, agar
memperoleh output dan outcome maksimal.
Energi
seperti itu, diharapkan muncul dari anak muda sebagai wakil dari agent of change; yang beda, dinamis dan
selalu berani berpikir, dan berimaji yang eDAN-eDANan untuk suatu perubahan.
PROGRAM - PROGRAM FKY 27 :
·
Pawai/kirab seni tgl 19 Agustus 2015 pukul 15.00 WIB di ruas Jl.
Kaliurang dilanjutkan dengan “opening
ceremony” sebagai tanda dibukanya FKY ke-27, pukul 19.00 di Taman Kuliner
Condongcatur
·
Pasar Seni FKY 27, tgl 19 Agustus – 5 September 2015 pukul 10.00
– 22.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·
Panggung Pasar Seni, tgl 20 Agustus – 5 September 2015 pukul
15.00 – 21.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·
Workshop seni kreatif dan kerajinan tangan, tgl 20 Agustus – 5
September 2015 pukul 15.00 – 21.00 WIB di Taman Kuliner Condongcatur
·
Lokakarya : LARAS SINAWANG tgl 20, 22, 26, 28, 30 Agustus 2015
·
Panggung Senyap FKY tgl 23 Agustus 2015 – 5 September 2015
pukul 16:00-22:00 di Taman Kuliner
Condongcatur
·
Pembacaan Prosa : Ini Muka. Siapa Punya?, tgl 22-24 Agustus 2015
pukul 19:00-22:00 di Taman Kuliner Condongcatur
·
Teater FKY : “In Situ #1
: Permata” – Kalanari Theatre Movement, tgl 23-25 Agustus 2015 pukul
19:00-22:00 di ex-Bioskop Permata
·
Lomba Busana Koran FKY tgl 23 Agustus 2015 pukul 10:00-11:00 WIB
dan Lomba Melukis Talenan tgl 5 September 2015 pukul 10:00-14:00 WIB di Taman
Kuliner Condongcatur
·
Pameran Para Perupa Muda : LARAS SINAWANG, tgl 25 – 31 Agustus
2015 pukul 10.00 – 21.00 WIB di Sasana Hinggil
·
Bioskop FKY, tgl 26-31 Agustus 2015 pukul 19:00-21:00 WIB di
Taman Kuliner Condongcatur
·
Diskusi Seni dan Budaya FKY 27 : LARAS SINAWANG, tgl 28 dan 29
Agustus 2015 pukul 13.30 – 16.30 WIB di Den Nanny Resto
·
Jogjakarta Video Mapping Project tgl 30 Agustus 2015 pukul 19:00-22:00 di DPRD
DIY dan tgl 4 September 2015 pukul 19:00-22:00 di Panggung Krapyak
·
Panggung Edan-edanan tgl 2-3 September pukul 19:00-selesai di
Jembatan Sarjito
Narasumber:
Ketua Divisi Program : Ishari Sahida (Ari Wulu)
Ketua Divisi Bagian Umum : Setyo Harwanto
Ketua Divisi Seni dan Kreatif : Roby Setiawan
Ketua Divisi Program : Ishari Sahida (Ari Wulu)
Ketua Divisi Bagian Umum : Setyo Harwanto
Ketua Divisi Seni dan Kreatif : Roby Setiawan
Senin, 17 Agustus 2015
Pelarangan Sikrab di Luar Kampus
Bulan Agustus ini, Fakultas
Bahasa dan Seni UNY sedang disibukkan dengan serangkaian agenda dalam menyambut
mahasiswa baru 2015. Adapun agenda tersebut adalah Ospek
sebagai sarana pengenalan kampus beserta seperangkat yang bersinergi di
dalamnya mulai dari Universitas, Fakultas serta Prodi atau jurusan.
Setelah agenda Ospek selesai dilaksanakan, pihak Hima (Himpunan
Mahasiswa) atau Ormawa akan melakukan
pengenalan lebih dekat terhadap
mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat. Acara tersebut dinamakan keakraban.
Dua tahun lalu, acara tersebut masih
bernama Makrab (Malam Keakraban), sedangkan tahun 2014 lalu, kegiatan tersebut
berganti nama menjadi Sikrab (Siang
Keakraban) karena dilaksanakan pada siang hari.
Pada tahun ini, agenda tersebut
kemungkinan akan kembali mengalami perubahan dalam konsep pelaksanaan . Karena
Sikrab akan dilaksanakan di dalam kampus ungu FBS. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan
baru dari Rapat Koordinasi Umum (RKU) yang menghasilkan keputusan bahwa,
“Sikrab diadakan di dalam kampus”. Hal ini diamini oleh Dr. Kun Setyaning
Astuti. Ketika ditemui beberapa waktu lalu, beliau menyatakan “Yang
melatarbelakangi kebijakan ini adalah keputusan Dirjen Dikti yang baru. Kan kalau
di dalam kampus cenderung mudah koordinasinya serta meminimalisir resiko.”
Tambahnya.
Ditemui ditempat terpisah, Dekan
FBS UNY menyatakan bahwa kegiatan keakraban bukan bagian dari serangkaian Ospek,
dan bukan merupakan agenda wajib dari kampus untuk mahasiswa baru. “Ndak
ada.
laah sehingga itu dalam rangka Ospek,
pasti di luar tanggung jawab, begitu kan? Nah, lalu
yang kedua, ketika ada agenda di luar, maka kalau ada sesuatu dan lain hal,
gitu ya, tentu hal hal yang tidak diinginkan ya, itu siapa yang harus
bertanggung jawab?”
Pihak kampus tidak melarang, jika
Ormawa ingin mengadakan kegiatan diluar kampus yang bersifat membina mahasiswa
baru. “Seandainya kita mengadakan acara-acara
yang ‘berbau’ membina
mahasiswa baru untuk memasuki ke dunia perguruan tinggi ini, sekali lagi,
sehingga nanti mereka bisa benar benar menclok dengan tepat , mapan gitu lho, settled itu, saya kira, bagus to?” Tambahnya.
Menanggapi
kebijakan baru mengenai pelarangan Makrab,
dan sikrab yang hanya diperbolehkan di dalam kampus, Ormawa FBS menyatakan keberatan dengan
kebijakan tersebut. Karena ruang lingkup tempat di FBS dirasa kurang mendukung jika dijadikan tempat Sikrab, dikhawatirkan ada ormawa yang
berebut tempat strategis.
Tempat strategis tersebut seperti Pendopo, stage Tari, dan Lab Karawitan. Hal tersebut diungkapkan oleh Miko selaku ketua Hima Jawa, “Perihal
peminjaman fasilitas pasti akan ribet dan berantakan. Lalu dikrab di dalam
kampus masih kurang memungkinkan untuk mencapai keakraban itu sendiri, sehingga
esensinya belum tersampaikan ke Maba”.
Menindaklanjuti
masalah pelarangan
Makrab, dan Sikrab di luar kampus, Fom kemudian mengadakan audiensi
dengan seluruh ormawa FBS, dalam Fom tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan
diantaranya: mengusahakan diadakan makrab dan dilaksanakan diluar kampus, Ormawa
FBS akan bersama-sama menemui pihak Dekanat untuk meminta makrab diluar kampus
tetap diperbolekan. Apabila pihak Dekanat tetap bersikukuh untuk tidak memberi
izin kepada ormawa dengan alasan masalah keamanan, Fom menyepakati siap
melakukan perjanjian dengan pihak Dekanat yang akan ditandatangani oleh seluruh
Ketua Ormawa dan Ketua pelaksana kegiatan akan menjaga keamanan, dan siap
diberi sanksi apabila gagal menjaga keamanan pada saat kegiatan diluar kampus
berlangsung.
Mengenai
hal tersebut pihak dekanat mengharapan adanya koordinasi lebih lanjut antara
FOM dan dekan III FBS,”kalau rebutan
bisa dibagi waktu, yang peting dirapatkan dan saling koordinasi” tambah
dekan FBS.
Kegigihan memperjuangkan
pelaksanaan Makrab atau Sikrab diluar kampus oleh Ormawa FBS didasari oleh
pernyataan Bapak Sumaryanto selaku WR III bahwa “Pihak Rektorat tidak melarang
diadakannya Makrab atau Sikrab, namun keputusan tetap ada ditangan Fakultas
masing-masing” terang beliau ketika melakukan pertemuan dengan BEM Rema UNY dan
BEM seluruh Fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta. (T)