Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan suatu
program yang diadakan oleh Dikti yang bertujuan untukmenumbuh kembangkan minat
mahasiswadi bidang penelitian yang berkualitassehingga dapat dipublikasikan.
PKM yang lolos seleksi, proposal penelitiannya akan dibiayai oleh Dikti dan
mahasiswa juga berkesempatan untuk ikut ajang bergengsi di kalangan mahasiswa
yaitu Pimnas.
Desy Lupitasari selaku ketua Limlarts mengatakan,
“Masing-masing mahasiswa membuat proposal pengajuan sebuah gagasan kepada
negara, yang nanti ketika lolos akan didanai minimal empat juta rupiah dan
maksimal 12,5 juta rupiah untuk diterapkan.” Prosedur pengumpulan proposalPKM,
FBS masih menginduk pada universitas.Berbeda dengan dua tahunyang lalu,
mahasiswa memiliki otoritasuntuklangsung mengirimkan proposalnya ke Dikti.
Sedangkan sekarang mahasiswa harusmelewatitahap seleksi di tingkat
universitasterlebih dahulu.
FBS bekerja sama denganLimlarts menyeleksi proposal
PKM mahasiswa yang akan diajukanke Dikti. “Dua tahun belakangan ini kami
bekerja sama denganLimlarts, kita berkoordinasi denganmahasiswa karena
sebenarnya aktornya adalah mahasiswa. Jadi mahasiswa aktif untuk mengajukan
proposal dan dikelola oleh Limlarts,” terang Dr. Kun Setyaning Astuti,M.Pd. selakuWakil
Dekan III FBS. Selain itu, fakultas juga menyediakan fasilitas penunjang
terutamadana, juga dosen pembimbing dan narasumber.
Sementara itu, statistik mahasiswadi FBS yang
mengajukan proposal cukupbanyak.Tahun lalu pihak Fakultas menerimasekitar 200
proposal, tapi yang berhasil di-upload hanya 26 proposal dan yang
disetujui untuk didanai Dikti hanya tujuh proposal. PKM tahun 2014 FBS
hanyamengirimkan satu proposal ke universitas.“Dari tahun ke tahun FBS
selaluada yang hingga lolos Pimnas. Baru tahun ini tidak ada,” sesal Desy.
Tidak lolosnya FBS hingga Pimnas disebabkan karena adanya perubahan
peraturan yang tidak banyak diketahui oleh mahasiswa, “Mulai tahun lalu
sistemnya baru, biasanya kan mahasiswa mandiri langsung upload ke
Dikti.” Pungkas Desy. Sebelumnya mahasiswa bisa langsung meng-upload,
tetapi mulai tahun lalu harus memakai password dari universitas sehingga
mahasiswa harus mendapat username terlebih dahulu baru dapat meng-upload
proposal PKM.
Selain itu, sosialisasi yang kurang antarauniversitas
dengan mahasiswa terutama mahasiswa FBS menjadi penyebab menyusutnya proposal
PKM ke universitas. Hal ini ditegaskan dengan pernyataan dari Kun Setyaning
Astuti, “Jadi ada miss komunikasi antara universitas dengan mahasiswa,
karena dari universitas sosialiasasinya terhambat. Itu untuk FBS sendiri, kalau
fakultas lain kurang tahu.” Keterlambatan mahasiswa untuk mendapatkan username
juga disebabkan oleh pengembalian proposal PKM oleh reviewer dari
universitas yang mepet, sedangkan mahasiswa harus merevisi proposal yang sudah
di-review. Akibatnya mahasiswa hanya memiliki sedikit waktu untuk
memperbaikinya.
Jumlah pengajuan proposal PKM di FBS secara
kuantitatif besar, tetapi dari segi kualitatif kurang mendukung. Beberapa
pelamar hanya memenuhi kewajiban mengajukan proposal demi mendapatkan beasiswa.
Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Sulistyowati mahasiswa PBI 2013, “Saya
mengajukan proposal PKM karena kalau ingin mendapatkan beasiswa harus membuat
proposal PKM. Siapa tahu lolos.”
Desy menambahkan, “Sebenarnya teman-teman FBS punya
potensi, tapi tidak bisa sendiri. Disarankan satu kelompok beda jurusan dan
beda angkatan. Mending kita langsung pentas yang hasilnya cetho capeknya,
dari pada nulis yang hasilnya masih ngawang. Emang susah kalau bukan passionnya.”
Henggar
Sulistyowati