Judul : Pernikahan Tuan Mensen yang
Mengejutkan
Penulis : Eko Triono, Pinto Anugerah, Rachem
Siyaeza, Lubis
Ghafura, Wayan Sunarta, Mugya S Santoesa, Rozi
Kembara, Niduparas Erlang, Ricardo Marbun
Penerbit : Kreativa Book Edition (KBE)
Cetakan : 1 November 2012
Tebal : 106
ISBN : 978-979-26-1959-1
Di luar teks, tokoh dalam
cerita pendek tidak mempunyai masa lalu, masa depan dan kontinuitas hidup.
Khalayak sastra pun sepakat kalau karya sastra seperti halnya cerita pendek
acuannya fiksi dan imajinasi. Inilah kehebatannya sebuah cerita pendek.
Bagaimana dengan cerita
sejarah, cerita epik atau cerita yang mengadaptasi dari dunia nyata, tidak
mempunyai masa depan, masa lalu dan kontinuitas hidupkah seorang tokoh di luar
teks?
Bagaimana kalau tokoh
dalam cerita pendek Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan melompat
dari dalam teks dan berada di tengah-tengah masyarakat? Cerita tentang seorang
pelukis bernama Tuan Mensen yang hendak merayakan pernikahannya dengan gadis
paling cantik—yang orang-orang tengah iri dan sinis melihat keberhasilan Tuan
Mensen itu, yang gadis itu selalu dibonceng dengan sepeda berkeranjang
jalan-jalan keliling kota, jalan-jalan keliling hutan kota, memasuki
jalan-jalan kecil, melintasi jembatan, yang orang-orang ketika melihat berkata,
“Apa kau akan menjual kekasihmu itu Tuan Mensen?” dan gadisnya akan berujar
kepada Tuan Mensen, “Husy! Keburukan tak harus dilawan dengan begitu, nanti
bisa menabrak kita, lho.” (hal.17)
Bagaimana kelanjutan
cerita pendek yang dikarang oleh Eko Triono ini? Oleh pembaca akan didapatkan
cerita pendek ini dalam bentuk cerita yang absurd. Pembaca akan dituntun ke
dalam isi ceritanya yang penuh labirin, yang ujungnya akan disambut lampu-lampu
terang benderang disertai hujan kembang api.
Cerita pendek lainnya Emma
Haven karya Pinto Anugerah. Cerita tentang Perempuan Padang bernama Siti
Kalaya yang dilamar oleh van Shrick seorang Belanda totok. Laya, panggilan
untuk Siti Kalaya, dilematis dengan hadirnya Ipan Sarik (panggilan Laya untuk
van Shrick). Tanah Padangpanjang di sebuah kampung pitalah, dulu menjadi tempat
tinggal ibunya dan Mak Sudi yang kini sudah beralih ke tangan Pemerintah Hindia
dan mereka terusir oleh Belanda totok. (hal.23)
Latar tempat dalam Emma
Haven yang menggunakan masa kolonial Belanda di Padang yaitu di tahun 1938.
Cerita pendek ini seolah-olah ingin menyampaikan suara-suara masa lampau yang
tersembunyi. Sebuah suara yang berasal dari sapuan angin ke layar kapal Galias.
Cerita pendek dalam
antologi Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan menawarkan
cerita-cerita menarik. Cerita pendek dalam antologi ini pernah dimuat di Jurnal
Kreativa milik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dari
tahun 2008-2012. Sembilan cerita pendek dalam buku ini hasil pilihan dari
puluhan cerita pendek lainnya yang pernah dimuat di jurnal yang sama (hal.8).
Termasuk pula cerita-cerita dalam buku ini yang selamat dari hempasan media
cetak yang rentan membatasi cerita-cerita yang melanggar konvensi humanisme
klasik cerita pendek Indonesia.
Jika saya ditanya
bagaimana cara menulis cerita pendek yang kaya dengan teknis, unik dan aneh; Pernikahan
Tuan Mensen yang Mengejutkan dan cerita-cerita lainnya inilah jawabannya.
Di antara cerita pendek
yang berkehendak pada nuansa lokalitas, budaya atau religius, cerita-cerita
dalam Pernikahan Tuan Mensen yang Mengejutkan menentukan takdirnya
sendiri; tidak berpihak pada siapa pun dan sangat subjektif. Bagaimana kita
tahu kalau seorang seniman itu harus mempunyai asuransi kejiwaan? Cerita ini
dikisahkan oleh Wayan Sunarta dalam Asuransi untuk Pelukis (hal.51).
Seorang tokoh utama aku-an, berposisi sebagai tukang agen asuransi di sebuah
perusahaan. Tokoh utama kedua adalah temannya sendiri sejak SMA—kini dua-duanya
sudah punya keluarga—kecuali tokoh kedua. Tokoh utama kedua kaya raya dengan
melukisnya. Tokoh utama pertama tidak kaya alias pas-pasan sebagai seorang
penulis. Maka tokoh utama pertama yang bekerja sebagai agen asuransi
menawarkannya kepada tokoh utama kedua yaitu asuransi kejiwaan.
Sebenarnya, bisa saja
fakta sosial diusung ke dalam fakta cerita pendek dengan berbagai sudut pandang
yang sama. Cerita pendek jenis ini merupakan cerminan dari sebuah kondisi
sosial masyarakat. Berbeda dengan cerita pendek yang ditulis oleh sembilan
cerpenis muda Indonesia dalam antologi Pernikahan Tuan Mensen yang
Mengejutkan. Di luar teks, tokoh dalam cerita pendek memang tidak mempunyai
kontinuitas hidup. Dan cerita pendek dalam buku inilah salah satunya. [*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar