![]() | ||||
Suasana Seminar Nasional Kepenulisan bersama Tere Liye UKMF KM Al-Huda |sumber: dokumen pribadi |
Pagi
itu, Minggu 30 November 2014, hujan mengguyur kota Yogjakarta dengan cukup
deras. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta Seminar Nasional
Kepenulisan bersama Tere Liye yang diadakan oleh Bidang Media dan Wacana UKMF
KM Al Huda FBS UNY. Terbukti dengan para peserta yang sudah hadir pada pukul
07.00 meskipun mereka harus menunggu untuk memasuki ruangan karena acara memang
dijadwalkan pada pukul 07.30. Semangat dan antusiasme para peserta seminar ini
membangkitkan semangat para panitia yang awalnya sedikit kewalahan dengan
pendaftar yang melebihi kuota. Pada awal rencana, acara yang bertema “Menulis Lepas dan Berkualitas” ini
akan diadakan di ruang seminar PLA Fakultas Bahasa dan Seni dan hanya terbatas untuk
300 pendaftar, namun
dikarenakan keinginan pendaftar yang di luar rencana sehingga ruangan dipindah
di KPLT FT UNY yang cukup untuk menampung 450 peserta.
Sesuai
namanya, Seminar Nasional Kepenulisan ini tidak hanya dihadiri oleh kalangan
FBS atau UNY saja, bahkan ada beberapa yang rela jauh-jauh dari luar kota hanya
untuk mengikuti seminar bersama Tere Liye ini. Acara ini memang bukan pertama
kalinya diadakan oleh Al Huda, atau BMW khususnya, tahun lalu Seminar Nasional
Kepenulisan ini menghadirkan pembicara yang berbeda, “Kalau
tahun lalu pas Pak Habiburrahman, peserta sekitar 100 sampai 200an. Kalau tahun
sekarang 450an”, ungkap Yunan Adi Putra selaku ketua
panitia acara ini.
Banyaknya pendaftar yang melebihi kuota ini dikarenakan
pemilihan pembicara yang memang sedang hangat di kalangan mahasiswa. Pemilihan
pembicara ini pun tidak semata-mata ditentukan oleh pihak panitia secara
sepihak, sebelum para panitia menentukan pembicara, mereka menyebarkan
polling terlebih dahulu, “Jadi kan emang
diawal kita membagikan polling. Kenapa kita memilih Pak Tere Liye karena dari polling banyak yang memilih Pak Tere Liye”,
Jelas Yunan.
Para
peserta terlihat antusias mengikuti
materi terkait kepenulisan yang disampaikan pembicara,
terbukti dengan banyaknya para peserta yang mengangkat tangan untuk bertanya saat
pembicara selesai menyampaikan materi. Namun dikarenakan keterbatasan waktu,
Ardian Rofiq Alghozali mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY, yang dalam
acara ini selaku moderator, hanya memilih 10 orang untuk mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan para penanya dijawab dengan padat dan jelas oleh Tere Liye
sesuai dengan gayanya yang memang santai dan tidak senang bertele-tele. Bahkan
berkali-kali Tere Liye yang hadir dengan kaos dan celana jins itu menegaskan
bahwa beliau tidak berkenan untuk difoto. Hal ini memang membuat beberapa
peserta kecewa, seperti yang diungkapkan oleh Evania, BSI 2012, “mungkin lain
kali kalau mendatangkan penulis yang terkenal ada waktu buat para peserta lebih
dekat dengan penulis, ada sesi foto-foto..”. akan tetapi keluhan peserta ini
langsung ditanggapi oleh Aji Dwianto selaku koord. Sie acara, bahwa memang dari
pihak Tere Liye yang tidak berkenan adanya sesi foto-foto, “Tadi panitianya pun tidak jadi ada sesi foto ya”
tambah Aji dengan tertawa.
Namun
secara keseluruhan, acara yang dibawakan oleh dua pembawa acara, yaitu Didi Yulianto
dan Iwa ini terbilang sukses. Selain karena pembicaranya yang memang sudah
terkenal, hiburan yang dibawakan oleh Java’s yaitu band akustik dari BSBK managament, mampu membuat
para peserta tetap di bangkunya walaupun pembawa acara sudah mengucapkan salam
penutup. “Saya mengikuti agenda ini
sangat senang sekali ya, apalagi di event kali ini UNY tampil beda, rame banget, pokoknya mantep deh”
ungkap salah satu mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Mercu Buana,
saat ditanya mengenai keseluruhan acara. (Aziz)