SETIAP berkunjung ke Lembah UGM pada Minggu pagi, maka kita akan menemui pasar tiban yang akrab disebut SunMor (Sunday Morning). Pasar tiban ini selalu menarik minat pengunjung dari dalam maupun luar daerah. Sayangnya pasar yang berpotensi menarik minat wisatawan ini terlihat kotor, sebagaimana yang terjadi Minggu (3/11). Tampak sampah berserakan di sepanjang jalan dan stan-stan pedagang.
Para
pengunjung mengeluhkan tidak tersedianya tempat sampah di area pasar tiban
tersebut. Hal ini
dikeluhkan oleh salah satu pengunjung Sunmor, Ibu Adjjah. Beliau merasa kurang nyaman
dengan sampah yang berserakan. Terkait
dengan banyaknya sampah, Tika memiliki argument tersendiri,
dia
mengaku membuang sampah sembarangan karena tidak tersedianya tempat sampah. “Kalau umpama gak ada tempat sampah ya sudah buang di sini aja, mau gimana lagi? Daripada repot buangnya”, tutur mahasiswi
teknik kimia UGM ini.
Ketika
hal ini dikonfirmasi pada pedagang, Ria seorang pedagang omelete jamur menuturkan bahwa Sunmor sudah lumayan bersih dibandingkan awal-awal terbentuknya Sunmor.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Yanto, pedagang pakaian. Menurutnya
pedagang telah membayar iuran kebersihan yang besarnya Rp1000,- sampai Rp5000,-
kepada petugas yang akan membersihkan
sampah seusai aktivitas.
Melihat berbagai realitas
yang ada, sudah seharusnya pihak terkait membuat peraturan
tentang pengelolaan sampah di Sunmor
atau menyediakan tempat sampah.
Hal ini penting untuk meminimalkan sampah yang berserakan di pasar tiban tersebut. (Hanifah, Galuh, Adam; berita Magang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar