Label

Kamis, 28 Februari 2013

KREATIVA, MUSYANG DAN PARANGTRITIS



HARI itu Sabtu (16/2) kami berangkat pukul 10.20. Meski luput dari waktu yang ditentukan, sesampainya di Parangtritis sekumpulan pemuda itu tidak terlalu siang hingga di sana. Dari Kampus Karangmalang memang tidak jauh-jauh amat. Belasan pemuda itu berangkat dengan mengendarai motor, membawa perlengkapan seadanya; kayu, jagung, ubi, telo dan lainnya.
              
Tidak seperti tahun 2011 yang lalu, seluruh peserta Musyang LPPM Kreativa berangkat dengan mengendarai bus mini. Menurut Lisna Mutia Kartika, “Dana untuk tahun ini belum cukup. Sebab, pengeluaran untuk periode ini dapat dibilang banyak,” tutur Pimpinan Umum LPPM Kreativa tersebut. “Dapat dibilang, pengeluaran yang paling banyak adalah ongkos bus. Lebih baik kita manfaatkan untuk keperluan lainnya,” lanjutnya kemudian dengan wajah meyakinkan.

Pukul 11.23 agenda pembagian kamar. Sely I dan Nuri Riantini, selaku Sie Acara mengondisikan pembagian kamar untuk peserta Musyang. Kami sampai di sebuah losmen yang berhadap-hadapan dengan jalan raya dan berada di utara jalan raya. Di depan losmen ada mushala tempat kami shalat dan di sebelahnya terdapat sebuah pendopo yang tidak bisa kami tempati. Losmen kami, tak jauh juga dengan pantai yang nantinya akan menjadi tempat agenda kami selanjutnya.

Di dalam juknis, agenda Musyang sampai besok siang sekitar pukul 10.00. Sie Acara sudah menagendakan untuk besok ada senam, game dan jumpa wisata. Agenda itu untuk menutup acara Musyang LPPM Kreativa.

Zhuhur tiba, dan adzan berkumandang di udara. Waktunya telah sampai pada agenda pokok yang pertama setelah sampai di Losmen Parangtritis. Sie Perkap menyiapkan perlengkapan untuk evaluasi kru magang. Kelompok pertama menunjukkan hasil kerjanya berupa buletin harian dengan nama “Oase” dan kelompok kedua menunjukkan hasil kerjanya berupa buletin yang diberi nama “Line”. Masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Semacam ini, lazim terjadi karena kru magang baru beberapa masuk seleksi di Kreativa.

Diskusi karya kru magang memakan waktu yang amat lama. Presentasi  mereka berkualitas dan tanggapan juga demikian kuat. Tak terasa, waktu untuk Ishoma diundur demi memperlancar diskusi.

Sosialisasi Divisi LPPM Kreativa dimulai saat matahari tinggal sejengkal ke bumi. Setelah itu, hiburan dan senja keakraban diselenggarakan di pantai untuk melihat sunset bareng-bareng. Persis dengan Musyang di tahun sebelumnya, game yang dimainkan itu-itu saja. Tak ada kecemasan, bagaimana peserta merasa bosan? Ternyata, seluruh peserta Musyang tak ada yang bosan.
Malam Pertama
Tepat pukul 19.30 seluruh kru mempersiapkan pelantikan terhadap kru magang. Prosesi diselenggarakan di bibir pantai. Seluruh kru magang digiring ke pantai yang berjarak 400 m dari losmen dengan mata tertutup. Di bibir pantai yang petang hanya obor-obor menjilat-jilat. Obor-obor yang menderu menjadi saksi satu-satunya cahaya saat itu. Lisna Mutia Kartika membacakan sumpah dan ikrar yang kemudian diikuti oleh seluruh kru magang. Sebagai pengesahan, kartu pers dikalungkan ke tiap kru magang dan yang dinyatakan lolos.

Selang beberapa saat dan setelah kembali ke losmen, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) per-divisi langsung dimulai. Divisi Litbang mewakilkan Okta Adetya menyampaikan beberapa hal terkait dengan program yang berjalan dan tidak berjalan. Dari Divisi Perusahaan diketuai oleh Yulian Erny, mahasiswa semester 6 ini banyak menerima kritikan mengenai sirkulasi Jurnal yang lamban. Nasib Perusahaan juga akhirnya kembar dengan Divisi Redaksi yang menerbitkan Buletin Aksara hanya 4 kali dalam setahun dan edisi Ospek 5 kali cetak. Rio Anggoro Pangestu mengakui, “Jujur ini adalah kesalahan dari kru sendiri yang gagal di bidang manajemennya. Akibatnya, naskah banyak nganggur dan masuk Kreativa Online.” Mawaidi selaku pimpinan redaksi menambahkan, “Tertundanya Aksara terbit (waktu itu bulan November) karena terjadi kekeliruan pertanggungjawaban rubrik, jadi sampai pada deadline ada satu rubrik yang belum sampai di meja redaksi.” Nasib serupa yaitu di Divisi PSDM. Presentasi diwakili oleh dua orang yaitu Sely I dan Emy sebagai kadivnya. Beberapa kritik mengenai kegiatan yang hampa follow up-nya menjadikan kegiatan hanya sebagai agenda semata tanpa tindak lanjut apa pun.

Malam itu, kegiatan paling mengasyikkan adalah bagian LPJ. Pukul 23.00 diskusi belum selesai. Sedangkan kru magang mulai banyak mengantuk. Tentu semangat dan gairah tak gampang lentur karena senior LPPM Kreativa, Latif Pungkasniar turut berpartisipasi penuh dalam proses LPJ. “Seluruh divisi di Kreativa adalah penting. Terutama PSDM selaku lumbung nyawa sebuah organisasi. Perusahaan sebagai divisi yang bekerja di bidang sirkulasi dan pemasaran jurnal. Litbang kekuatannya ada pada sebesar kuat dan banyaknya jaringan yang sudah di dapatkan. Tentu, orang-orang yang berada di dalamnya adalah orang yang lincah dan kompeten. Sedangkan Redaksi, tempat memproduksi buletin dan jurnal, juga berbagai agenda utama pers di dalamnya,” kata Latif saat mengomentari presentasi.
Di puncak malam, agenda penghujung malam pertama adalah pemilihan pimpinan umum LPPM Kreativa periode 2013-2014. Setiap angkatan mempunyai perwakilan seperti angkatan 2011, di antaranya Aisha SR, Yeni, Sely I dan Mawaidi. Sedangkan angkatan tahun 2010 yaitu Emy Lestari Istianah dan Okta Adetya. Kemudian, Tim Formatur memilih tiga kandidat yang layak dicanangkan sebagai pimpinan umum. Ketiga di antaranya yang terpilih adalah Sely I, Emy Lestari Istianah  dan Okta Adetya.

Ketiga kandidat yang telah mendapat kepercayaan dari Tim Formatur akhirnya melakukan beberapa orasi dan visi misi terkait masa depan LPPM Kreativa. Saat itu, sebenarnya tak ada di tiga kandidat tersebut yang percaya diri menjadi pimpinan di Kreativa. Hal itu lantaran banyaknya job di luar Kreativa, seperti Emy dan Adetya yang menghadapi KKN dan Sely I sebagai marketing tunggal di sebuah perusahaan. Namun, pilihan dan suara hati kru Kreativa tak meleset. Dari tiga kandidat yang terpilih sebagai Pimpinan Umum LPPM Kreativa periode 2013-2014 adalah Emy Lestari Istianah, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Tentu, terpilihnya Emy Lestari Istianah menjadi kebanggaan tersendiri di intern Kreativa. Lima tahun berturut-turut Kreativa diemban oleh sosok seorang perempuan yang kemampuannya tidak diragukan. (die)

Tidak ada komentar: