Selasa malam (5/5) aksi Joko Boleng melawan Jayeng pada klimaks cerita | sumber: dokumen pribadi |
Hima Jawa (Hijaw)
mengagendakan rangkaian acara untuk HUT Hima mereka tahun ini. Rangkaian acara
tersebut dibuka dengan Ketoprak Lesung pada tanggal 5 Mei 2015, lalu diikuti Bakti Sosial tanggal 10 Mei. Selanjutnya seminar
kepenulisan tanggal 20 Mei. Ada juga dialog jurusan 25 Mei, Es Dawa
atau Estafet Dolanan Jawa tanggal 28-29 Mei, dan terakhir Malam Puncak tanggal 4 Juni.
Tema acara ini Sesrawungan ing Bebrayan yang berarti Kebersamaan dalam Kesederhanaan
untuk Kemuliaan Hidup. Dimaksudkan agar terjalin kerja sama dan kekompakan baik
antar warga PBD sendiri maupun antar Ormawa lainnya. Acara dimulai pada pukul
19.33 WIB dengan Mars Hima Jawa yang dilantunkan oleh seluruh peserta yang
hadir. Dilanjutkan dengan Atur Pambagyo dari
Ketua Panitia, Ketua Hima, Wakil Dekan III, dan terakhir Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa
Jawa. Acara dilanjutkan dengan doa, pemukulan
gong, dan potong tumpeng
oleh Bapak Hadianto,M.Hum selaku Sekretaris PBD.
Pentas
Lesung mengambil cerita dengan judul Joko Boleng. Pukul 20.15 WIB Ketoprak yang disutradarai Lina Anggraini
(PBD 2013) ini dibuka dengan instrumen lesung. Lesung sebagai pengiring
dilambangkan sebagai sebuah kesederhanaan sesuai dengan tema. Secara garis
besar cerita dalam ketoprak ini adalah seorang pemuda bernama Joko Boleng yang
memiliki cacat di wajahnya. Meskipun ia buruk rupa, namun ia memiliki hati yang
baik dan tekad yang kuat. Pesan dari cerita ini disampaikan Oleh Wahyu Setiawan selaku
Ketua Panitia “Meskipun kita bersusah-payah dan
banyak hambatan dalam berorganisasi, tapi akhirnya kita mampu mendapatkan apa
yang dicita-citakan”.
Ketoprak tersebut berakhir dengan meriah
pada pukul 21.40 WIB.
Dari pihak panitia mengaku cukup puas dengan
acara yang
berjalan lancar. “Saya sempat kaget, pas latihan
tidak seperti ini. Ternyata pas pentas bisa jauh lebih baik dan mengesankan.”
Ucap Bahrudin Yusuf yang ikut berperan dalam ketoprak tersebut. Demi kesuksesan
ketoprak ini, para pemain menghabiskan waktu 1 bulan untuk latihan. Tak ada
hambatan yang berarti selama acara dan persiapan berlangsung. Hanya ada sedikit masalah
internal seperti masalah teknis
dari Sie Humas Jaringan
Komunikasi yang kurang efektif. “Kendala lebih pada komunikasi secara teknis. Jarkom Humas
Pending. Tapi bisa diatasi”, ucap Wahyu sebagai Ketua Panitia. Hambatan lain
muncul dari divisi teater sendiri. “Selama kami latihan, kami kesulitan mencari
tempat latihan. Agenda di FBS banyak. Tapi fasilitas tempat latihan tidak
memadai.” Lanjut Bahrudin Yusuf.
Wahyu Setiawan berharap
acara ini dapat memotivasi hadirin yang hadir sesuai dengan tema Sesrawungan
ing Bebrayan, “Jangan memutus silaturahmi, kan kita satu FBS tidak bisa sendiri-sendiri,
saling berhubungan dan saling membutuhkan antar Orwama dan warga FBS.
Untuk kedepannya semoga diberi kelancaran sampai acara puncaknya”. (Nita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar