Label

Sabtu, 13 Desember 2014

DEBAT BUKAN AJANG MENJATUHKAN (?)

Suasana ketika debat berlangsung |sumber:dokumen pribadi



Kamis siang, 11 Desember 2014 Pendopo Tedjokusuma terlihat berbeda dari biasanya. Ada dua meja yang berhadapan dengan tiga meja di sebelah selatan dan utara pendopo. Siang itu KPU FBS te gah mengadakan debat pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FBS 2015. Meja yang saling berhadapan itu adalah tempat untuk pasangan calon dan para panelis. Para panelis sendiri terdiri dari jajaran dekanat, yang pada siang itu dihadiri oleh seluruh wakil dekan, dan ketua BEM dari tahun 2012 sampai 2014.


Acara yang dimulai pukul 14.00 ini dipandu oleh Muhammat Fandi selaku moderator. Acara debat ini terdiri dari empat sesi, yaitu sesi pengenalan visi misi dari masing-masing pasangan calon, sesi tanya jawab dari panelis, sesi tanya jawab antar pasangan calon, dan sesi tanya jawab dari audiens. Pada sesi pertama, masing-masing pasangan calon menjabarkan visi dan misi menjadi ketua dan wakil ketua BEM FBS 2014 selama durasi 10 menit. Setelah itu pada sesi kedua, masing-masing penanya dari panelis memiliki kesempatan bertanya sebanyak tiga kali, sedangkan waktu menjawab oleh masing-masing pasangan calon adalah tiga menit. Sesi ini diawali oleh pertanyaan dari Widyastuti purbani selaku wakil dekan satu yang menanyakan terkait visi misi kedua calon yang mengangkat tentang kebudayaan. Selanjutnya pertanyaan disampaikan oleh Sudarmadji selaku wakil dekan dua yang menanyakan rencana pengelolaan keuangan. Selanjutnya, Kun setyaning Astuti Wakil dekan tiga menanyakan tentang pengaruh organisasi ekstra kampus


Setelah jajaran dekanat selesai menyampaikan pertanyaan, selanjutnya pertanyaan dari pihak panelis disampaikan oleh masing-masing ketua BEM dari tahun 2012, 2013, dan 2014. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Arda Setyoko S, Pd selaku ketua BEM tahun 2012 terkait politik praktis. Selanjutnya, sejauh mana pengetahuan masing-masing pasangan calon tentang BEM KM yang kembali menjadi BEM REMA diuji oleh Tommy Syafarsah sebagai ketua BEM FBS 2013. Pertanyaan berbeda disampaikan oleh Rony K. Pratama, ketua BEM 2014. Salah satu pertanyaan dari Rony adalah terkait pengetahuan pasangan calon tentang salah satu pasal yang ada di undang-undang FOM.


Setelah sesi kedua ini selesai, debat dihentikan sejenak untuk melaksanakan shalat Ashar. Setelah itu, dilanjutkan sesi ketiga yaitu tanya jawab antar pasangan calon. Pada sesi ini, antar pasangan calon diberi kesempatan untuk melempar pertanyaan kepada lawan sebanyak dua pertanyaan. Waktu yang diberikan untuk bertanya adalah satu menit dan untuk menjawab adalah dua menit. Sesi ini dimulai dengan pertanyaan yang diajukan oleh pasangan calon nomor urut dua.


Sesi yang ditunggu-tunggu oleh para penonton debat adalah sesi terakhir, yaitu sesi tanya jawab oleh audiens. Pada sesi ini dibuka tiga termin, pada termin pertama dan kedua dibuka dua penanya dan pada termin ketiga dibuka tiga penanya. Antusiasme audiens terhadap debat ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengangkat tangan untuk bertanya saat moderator membuka termin. Kekritisan para audiens pun terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Pertanyaan yang disampaikan oleh audiens tidak terbatas dari visi misi calon, bahkan ada yang menanyakan terkait kasus di lapangan.


Terlihat memang di debat ini ada dua kubu yang masing-masing adalah pendukung dari nomor urut satu dan dua. Secara terang-terangan bahkan, salah satu dari pendukung tersebut mengajukan pertanyaan untuk pasangan lawan. Seperti Andhi, simpatisan nomor urut dua mengajukan pertanyaan khusus untuk calon ketua BEM nomor urut satu, dan Rio Tri Handoko koord. Timses nomor urut satu mengajukan pertanyaan yang khusus ditujukan untuk pasangan calon nomor urut dua.


Secara keseluruhan, debat ini terbilang sukses mengingat banyaknya audiens yang ikut hadir dan ikut mengapresiasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun, jawaban-jawaban dari kedua pasangan calon dirasa terlalu teoritis dan belum ada gambaran jelas seperti apa FBS ke depan jika mereka memenangkan pemilwa ini. Pernyataan ini disampaikan oleh Anindya Kusuma mahasiswa PBSI, “saya kan netral ya mba, jadi menurut saya jawaban dari kedua pasangan calon masih terlalu teoritis, yah seperti anggota DPR di Negara kita yang sering memberikan janji-janji”. Jelasnya yang memang saat debat berlangsung memilih tempat di sebelah barat pendopo karena memang tidak termasuk pendukung calon manapun.


Meskipun demikian, debat ini tidak berlangsung sia-sia. Walaupun Anindya mengatakan bahwa kedua calon sama-sama teoritis, namun dengan debat ini dia sudah mulai ada gambaran siapa yang akan dipilihnya kelak, “saya lebih condong ke salah satu pasangan calon mba, yang menurut saya jawabannya tegas dan to the point ke intinya” terangnya dengan tanpa mengatakan paslon nomor urut berapa yang dimaksud.(Aziz)

Tidak ada komentar: