Suasana ketika debat berlangsung |sumber:dokumen pribadi |
Kamis siang, 11 Desember 2014
Pendopo Tedjokusuma terlihat berbeda dari biasanya. Ada dua meja yang
berhadapan dengan tiga meja di sebelah selatan dan utara pendopo. Siang itu KPU
FBS te gah mengadakan debat pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FBS 2015.
Meja yang saling berhadapan itu adalah tempat untuk pasangan calon dan para
panelis. Para panelis sendiri terdiri dari jajaran dekanat, yang pada siang itu
dihadiri oleh seluruh wakil dekan, dan ketua BEM dari tahun 2012 sampai 2014.
Acara yang dimulai pukul 14.00 ini dipandu oleh
Muhammat Fandi selaku moderator. Acara debat ini terdiri dari empat sesi, yaitu
sesi pengenalan visi misi dari masing-masing pasangan calon, sesi tanya jawab
dari panelis, sesi tanya jawab antar pasangan calon, dan sesi tanya jawab dari
audiens. Pada sesi pertama, masing-masing pasangan calon menjabarkan visi dan
misi menjadi ketua dan wakil ketua BEM FBS 2014 selama durasi 10 menit. Setelah
itu pada sesi kedua, masing-masing penanya dari panelis memiliki kesempatan
bertanya sebanyak tiga kali, sedangkan waktu menjawab oleh masing-masing
pasangan calon adalah tiga menit. Sesi ini diawali oleh pertanyaan dari
Widyastuti purbani selaku wakil dekan satu yang menanyakan terkait visi misi
kedua calon yang mengangkat tentang kebudayaan. Selanjutnya pertanyaan
disampaikan oleh Sudarmadji selaku wakil dekan dua yang menanyakan rencana pengelolaan
keuangan. Selanjutnya, Kun setyaning Astuti Wakil dekan tiga menanyakan tentang
pengaruh organisasi ekstra kampus
Setelah jajaran dekanat selesai menyampaikan
pertanyaan, selanjutnya pertanyaan dari pihak panelis disampaikan oleh masing-masing
ketua BEM dari tahun 2012, 2013, dan 2014. Salah satu pertanyaan yang diajukan
oleh Arda Setyoko S, Pd selaku ketua BEM tahun 2012 terkait politik praktis.
Selanjutnya, sejauh mana pengetahuan masing-masing pasangan calon tentang BEM KM
yang kembali menjadi BEM REMA diuji oleh Tommy Syafarsah sebagai ketua BEM FBS
2013. Pertanyaan berbeda disampaikan oleh Rony K. Pratama, ketua BEM 2014. Salah
satu pertanyaan dari Rony adalah terkait pengetahuan pasangan calon tentang
salah satu pasal yang ada di undang-undang FOM.
Setelah sesi kedua ini selesai, debat
dihentikan sejenak untuk melaksanakan shalat Ashar. Setelah itu, dilanjutkan
sesi ketiga yaitu tanya jawab antar pasangan calon. Pada sesi ini, antar
pasangan calon diberi kesempatan untuk melempar pertanyaan kepada lawan
sebanyak dua pertanyaan. Waktu yang diberikan untuk bertanya adalah satu menit
dan untuk menjawab adalah dua menit. Sesi ini dimulai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh pasangan calon nomor urut dua.
Sesi yang ditunggu-tunggu oleh para penonton
debat adalah sesi terakhir, yaitu sesi tanya jawab oleh audiens. Pada sesi ini
dibuka tiga termin, pada termin pertama dan kedua dibuka dua penanya dan pada
termin ketiga dibuka tiga penanya. Antusiasme audiens terhadap debat ini
terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengangkat tangan untuk bertanya saat
moderator membuka termin. Kekritisan para audiens pun terlihat dari
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Pertanyaan yang disampaikan oleh
audiens tidak terbatas dari visi misi calon, bahkan ada yang menanyakan terkait
kasus di lapangan.
Terlihat memang di debat ini ada dua kubu yang
masing-masing adalah pendukung dari nomor urut satu dan dua. Secara
terang-terangan bahkan, salah satu dari pendukung tersebut mengajukan
pertanyaan untuk pasangan lawan. Seperti Andhi, simpatisan nomor urut dua
mengajukan pertanyaan khusus untuk calon ketua BEM nomor urut satu, dan Rio Tri
Handoko koord. Timses nomor urut satu mengajukan pertanyaan yang khusus
ditujukan untuk pasangan calon nomor urut dua.
Secara keseluruhan, debat ini terbilang sukses
mengingat banyaknya audiens yang ikut hadir dan ikut mengapresiasi melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun, jawaban-jawaban dari kedua pasangan
calon dirasa terlalu teoritis dan belum ada gambaran jelas seperti apa FBS ke
depan jika mereka memenangkan pemilwa ini. Pernyataan ini disampaikan oleh
Anindya Kusuma mahasiswa PBSI, “saya kan
netral ya mba, jadi menurut saya jawaban dari kedua pasangan calon masih
terlalu teoritis, yah seperti anggota
DPR di Negara kita yang sering memberikan janji-janji”. Jelasnya yang memang
saat debat berlangsung memilih tempat di sebelah barat pendopo karena memang
tidak termasuk pendukung calon manapun.
Meskipun demikian, debat ini tidak berlangsung
sia-sia. Walaupun Anindya mengatakan bahwa kedua calon sama-sama teoritis,
namun dengan debat ini dia sudah mulai ada gambaran siapa yang akan dipilihnya
kelak, “saya lebih condong ke salah satu pasangan calon mba, yang menurut saya
jawabannya tegas dan to the point ke
intinya” terangnya dengan tanpa mengatakan paslon nomor urut berapa yang
dimaksud.(Aziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar