Label

Kamis, 04 Desember 2014

PEMUDA PENANTANG DUNIA


JUDUL Para Pelukis Langit | PENULIS Bung Pram | TAHUN TERBIT 2012 | TEBAL 410 hlm | PENERBIT  Bening, Yogyakarta


Remaja diidentikkan dengan berbagai tingkah laku yang amburadul dalam mencari jati dirinya. Dalam fase ini, menurut kacamata psikologi, remaja sering melakukan percobaan untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya. 

Dalam novel yang ditulis oleh Bung Pram ini, mengisahkan tentang segerombolan remaja yang mencari jati dirinya. Para remaja tersebut membentuk sebuah geng yang bernama OBENK (Orang Bengkel Nekad). Mereka tinggal di suatu desa yang terbelakang dan masih kental nilai budayanya. Sebagai contohnya, wayang masih sering dipertunjukkan sebagai hiburan di desa tersebut. Dalam hal ini, penulis seolah-olah ingin mengungkapkan gagasannya tentang pelestarian budaya agar kebudayaan tersebut selalu dijaga dan tidak dianaktirikan oleh ibu kandungnya sendiri (Indonesia). Karena faktanya, banyak budaya negeri ini yang tidak dirawat dengan baik sehingga di curi oleh Negara lain.

Bung Pram menggambarkan keamburadulan perilaku remaja ini dengan berbagai jenis tingkah laku. Tingkah laku tersebut dalam dunia nyata memang tidak asing lagi dilakukan oleh remaja pada  umumnya. Meskipun begitu, terselip nilai-nilai moral dan agama yang digambarkan oleh beliau sebagai bentuk  penyeimbang antara kenakalan remaja dengan nilai-nilai yang baik dan mendidik.Nilai pancasila dan UUD’45 dalam novel ini dikemas oleh penulis secara menarik. Yaitu dengan berbagai bentuk perilaku menantang. 

Bukan hanya menantang akan tetapi kadang dipersepsikan dalam artian yang jauh dari nilai-nilai sesungguhnya oleh tokoh para remaja dalam novel tersebut. Meskipun masih kental nilai budaya di desa tersebut, tetapi para orang tua memiliki tekad  untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMP negeri satu-satunya di kecamatan Tanggungharjo. Alasannya, agar anak-anak mereka dapat dididik menjadi anak yang benar-benar dapat mengamalkan pancasila dan UUD’45 secara baik dan benar.

Nilai pancasila dan UUD’45 dalam novel ini dikemas oleh penulis secara menarik. Yaitu dengan berbagai bentuk perilaku menantang. Bukan hanya menantang akan tetapi kadang dipersepsikan dalam artian yang jauh dari nilai-nilai sesungguhnya oleh tokoh para remaja dalam novel tersebut.

Bung Pram menggambarkan keamburadulan perilaku remaja ini dengan berbagai jenis tingkah laku. Tingkah laku tersebut dalam dunia nyata memang tidak asing lagi dilakukan oleh remaja pada  umumnya. Meskipun begitu, terselip nilai-nilai moral dan agama yang digambarkan oleh beliau sebagai bentuk  penyeimbang antara kenakalan remaja dengan nilai-nilai yang baik dan mendidik.

Penulis di dalam novel ini juga ingin menyampaikan berbagai hal tentang pendidikan. Karena menurut, penulis, pendidikan terbaik adalah sebuah harga mati. Hal tersebut di tunjukan dengan menuangkan gagasan pada ayah Yogo salahsatu anggota geng Obenk dalam novel “Para Pelukis Langit” tersebut.  

Dalam novel ini, penulis juga memberikan sentilan-sentilan lembut kepada negeri dengan beribu pulau ini. Negeri dengan penghuni berjuta-juta jiwa yang memang sudah terbius dengan materi dan me-raja-kan uang, sehingga uang memberi kekuatan untuk mengusir rasa malu mereka. Maka tak heran jika seseorang yang dulunya selalu tertib menjalani hidup, terlihat baik, selalu ramah dengan siapapun, dan bahkan berkoar-koar mengkampanyekan ANTI KORUPSI tiba-tiba mendapat gelar baru yaitu KORUPTOR ketika memegang suatu jabatan. Itulah kekuatan uang! Dahsyat!.

Gambaran tentang remaja yang dengan kesungguhannya mencari jati diri diulas oleh penulis dengan berbagai fenomena yang sangat menarik. Di dalamnya diselipkan kata-kata yang memotivasi bagi pembacanya agar selalu memandang ke depan suatu kehidupan karena tak ada sesuatu yang sulit di dunia ini jika kita benar-benar berusaha. Sebaliknya, tak ada sesuatu yang mudah di dunia ini jika kita tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

Penulis dalam novel ini mengungkapkan bahwa hal yang sangat memalukan dalam diri seorang laki-laki adalah takut pada kemampuan diri sendiri untuk mengejar mimpi. Jangan berpikir menemui jalan yang nyaman jika menginginkan kebebasan, karena hanya jalan yang penuh rintangan yang menjanjikan kesuksesan lahir batin.

Novel yang penuh dengan motivasi ini layak untuk dibaca sebagai bahan renungan untuk para remaja-remaja Indonesia yang kebanyakan takut untuk memperjuangkan mimpi. Di dalam novel ini Bung Pram membuktikan bahwa mimpi dapat diraih bila kita mau memperjuangkannya.

Penulis dengan cerdiknya membumbui novelnya dengan kata-kata bijak dari salah satu tokoh mantan presiden Amerika John F.Kennedy, yaitu “Jangan tanya apa yang Negara telah berikan padamu, tapi bertanyalah apa yang telah kau berikan pada bangsamu”.

 - NURUL 

Sampul novel Para Pelukis Langit | sumber: divapress-online.com





           

Tidak ada komentar: