Label

Jumat, 10 Agustus 2012

AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, TERLALU BERIAK HANYUT SENDIRI


Oleh: Aisa Sri Rejeki
Berlebihan. Sebuah kata sederhana yang mengandung banyak arti. Belum lama ini saya baru memahami bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kecuali kata “lebih”, mungkin itu baik. Bayangkan saja hanya berbeda imbuhan dan awalan sebuah kata sudah berarti lain dari kata dasarnya. Hal ini menjadikan perbandingan atau bahkan persamaan dengan manusia.
            Manusia pada dasarnya sama, hanya awalan dan imbuhan yang menjadikan mereka berbeda. Itu inti dari tulisan ini. Membahas lebih lanjut tentang berlebihan.
            Belum lama saya mencoba memahami dan mencoba menuangkannya dalam tulisan ini. Saat kita merasa begitu senang, hati kita berada di atas awan dan terapung-apung seperti kapas yang melayang tanpa beban, pernahkah kita berpikir dan mengingat bencana atau takdir lain yang mungkin saja bisa terjadi? Pernahkah kita mengingat siapa yang memberikan rasa senang tersebut? Rasa senang itu bisa hilang dalam waktu satu detik jika yang memberikan rasa tersebut menghendaki. Rasa tersebut bisa berganti menjadi tangis yang tidak akan berhenti dalam waktu sehari semalam misalnya.
            Ketika kita berada di tengah cobaan dan ujian dan kita merasa sudah tidak mampu melaluinya, pernahkah kita berpikir bahwa jika kita mundur dan kembali ternyata keberhasilan sudah kelihatan batang hidungnya. Dia menyambut kita dengan tangan terbuka dan mengucapkan selamat kepada kita. Dia berada selangkah di depan kita. Tidakkah kita menyesal dan menangisi usaha kita yang sia-sia?
            Sekali lagi janganlah melakukan sesuatu dengan berlebihan. Saya selalu merasa sangat putus asa saat menghadapi masalah, apalagi jika tidak ada seorangpun yang bisa membantu memecahkan permasalahan yang saya hadapi. Terlintas dalam pikiran untuk mengakhiri hidup? Saya jawab, iya! Tetapi karena teringat bahwa kunci permasalahan mungkin berada selangkah lagi di depan saya, saya mencoba menguatkan hati saya untuk terus maju. Jangan sampai kembali di tengah jalan.
            Sewaktu saya masih duduk di bangku SMP saya pernah tertawa berlebihan karena candaan teman. Pulangnya saya tiba-tiba menangis tanpa henti. Saya lupa apa alasan saya menangis. Tetapi itulah jangan melakukan sesuatu yang berlebihan. Ucapkanlah istigfar atau ingatlah sesuatu yang berlawanan dari apa yang kita rasakan agar emosi kita terkontrol dengan baik.
            Ada pepatah baru yang mengatakan bahwa, “Air beriak tanda tak dalam, Terlalu beriak hanyut sendiri”. Hal ini merupakan sindiran terhadap apa yang kita lakukan secara berlebihan bisa mengakibatkan hal buruk bagi kita sendiri. Berlakulah sewajarnya maka hal itu yang lebih baik bagi kita.
            Dulu waktu saya masih remaja sangat suka sesuatu yang berlebihan, istilah kerennya alay. Namun sekarang sebagai seorang mahasiswa bukan zamannya lagi bertingkah “alay ala anak SMP dan SMA yang belum mempunyai gambaran jelas mengenai masa depan. Sekarang mulai masuk universitas ibarat menanam benih baru yang akan tumbuh sesuai dengan cara kita merawat benih tersebut. Ya bukan tumbuh sesuai dengan apa yang kita harapkan, namun sesuai dengan bagaimana cara kita merawat benih tersebut.
            Menyirami benih dengan pengetahuan dan ilmu yang berguna. Memupuknya dengan semangat dalam mencapai tujuan akan menumbuhkan benih sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bukan omong kosong. Tapi mari sama-sama kita buktikan.
            Berlebihan. Cita-cita berlebihan juga tidak baik, walaupun kita harus menggantungkan cita-cita setinggi langit. Namun selalu melihatlah ke bawah agar kita tahu, setinggi apa sesuatu yang ingin kita raih. Ukur dengan kemampuan kita sendiri. Mampukah saya terbang ke sana untuk mengejar cita-cita yang ingin saya raih? Terkadang nikmat itu datang dengan sendirinya, sebanding dengan seberapa besar rasa syukur kita terhadap nikmat yang diberikan-Nya.
            Tidak berlebihan bahwa saya mengatakan semua yang berlebihan itu memang tidak baik dan bisa mendatangkan malapetaka bagi kita sendiri. Contoh yang sederhana namun sangat mengena. Makan berlebihan akan mendatangkan malapetaka yaitu sakit perut. Istirahat berlebihan akan membuat pusing dan malas beraktivitas. Memakai make up berlebihan, akan mengundang tawa orang lain dan menimbulkan banyak pertanyaan. Memakai perhiasan berlebihan akan mendatangkan niat buruk orang lain yang melihat. Bahkan memunculkan berbagai kesan terhadap orang yang melihatnya.
            Itu sedikit contoh sederhananya, maka berlakulah sewajarnya agar orang lain juga berlaku wajar terhadap kita. Sesuatu yang didasari oleh sikap wajar akan menimbulka kesan bahwa kita orang yang tidak suka neko-neko. Namun sikap berlebihan sangat dianjurkan untuk orang pada kalangan tertentu yang ingin mencari sensasi untuk mendongkrak popularitas. Selamat mencoba ^_^

Tidak ada komentar: