Oleh: Aisa Sri Rejeki
Berlebihan. Sebuah kata sederhana yang
mengandung banyak arti. Belum lama ini saya baru memahami bahwa sesuatu yang
berlebihan itu tidak baik. Kecuali kata “lebih”, mungkin itu baik. Bayangkan
saja hanya berbeda imbuhan dan awalan sebuah kata sudah berarti lain dari kata
dasarnya. Hal ini menjadikan perbandingan atau bahkan persamaan dengan manusia.
Manusia pada dasarnya sama, hanya
awalan dan imbuhan yang menjadikan mereka berbeda. Itu inti dari tulisan ini.
Membahas lebih lanjut tentang berlebihan.
Belum lama saya mencoba memahami dan
mencoba menuangkannya dalam tulisan ini. Saat kita merasa begitu senang, hati
kita berada di atas awan dan terapung-apung seperti kapas yang melayang tanpa
beban, pernahkah kita berpikir dan mengingat bencana atau takdir lain yang
mungkin saja bisa terjadi? Pernahkah kita mengingat siapa yang memberikan rasa
senang tersebut? Rasa senang itu bisa hilang dalam waktu satu detik jika yang
memberikan rasa tersebut menghendaki. Rasa tersebut bisa berganti menjadi
tangis yang tidak akan berhenti dalam waktu sehari semalam misalnya.
Ketika kita berada di tengah cobaan
dan ujian dan kita merasa sudah tidak mampu melaluinya, pernahkah kita berpikir
bahwa jika kita mundur dan kembali ternyata keberhasilan sudah kelihatan batang
hidungnya. Dia menyambut kita dengan tangan terbuka dan mengucapkan selamat
kepada kita. Dia berada selangkah di depan kita. Tidakkah kita menyesal dan
menangisi usaha kita yang sia-sia?
Sekali lagi janganlah melakukan
sesuatu dengan berlebihan. Saya selalu merasa sangat putus asa saat menghadapi
masalah, apalagi jika tidak ada seorangpun yang bisa membantu memecahkan
permasalahan yang saya hadapi. Terlintas dalam pikiran untuk mengakhiri hidup?
Saya jawab, iya! Tetapi karena teringat bahwa kunci permasalahan mungkin berada
selangkah lagi di depan saya, saya mencoba menguatkan hati saya untuk terus
maju. Jangan sampai kembali di tengah jalan.
Sewaktu saya masih duduk di bangku
SMP saya pernah tertawa berlebihan karena candaan teman. Pulangnya saya
tiba-tiba menangis tanpa henti. Saya lupa apa alasan saya menangis. Tetapi
itulah jangan melakukan sesuatu yang berlebihan. Ucapkanlah istigfar atau
ingatlah sesuatu yang berlawanan dari apa yang kita rasakan agar emosi kita
terkontrol dengan baik.
Ada pepatah baru yang mengatakan
bahwa, “Air beriak tanda tak dalam, Terlalu beriak hanyut
sendiri”. Hal ini merupakan sindiran terhadap apa yang kita lakukan secara
berlebihan bisa mengakibatkan hal buruk bagi kita sendiri. Berlakulah
sewajarnya maka hal itu yang lebih baik bagi kita.
Dulu waktu saya masih remaja sangat
suka sesuatu yang berlebihan, istilah kerennya alay. Namun sekarang
sebagai seorang mahasiswa bukan zamannya lagi bertingkah “alay” ala anak SMP
dan SMA yang belum mempunyai gambaran jelas mengenai masa depan. Sekarang mulai
masuk universitas ibarat menanam benih baru yang akan tumbuh sesuai dengan cara
kita merawat benih tersebut. Ya bukan tumbuh sesuai dengan apa yang kita
harapkan, namun sesuai dengan bagaimana cara kita merawat benih tersebut.
Menyirami benih dengan pengetahuan
dan ilmu yang berguna. Memupuknya dengan semangat dalam mencapai tujuan akan
menumbuhkan benih sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bukan omong kosong.
Tapi mari sama-sama kita buktikan.
Berlebihan. Cita-cita berlebihan juga
tidak baik, walaupun kita harus menggantungkan cita-cita setinggi langit. Namun
selalu melihatlah ke bawah agar kita tahu, setinggi apa sesuatu yang
ingin kita raih. Ukur dengan kemampuan kita sendiri. Mampukah saya terbang ke sana
untuk mengejar cita-cita yang ingin saya raih? Terkadang nikmat itu datang
dengan sendirinya, sebanding dengan seberapa besar rasa syukur kita terhadap
nikmat yang diberikan-Nya.
Tidak berlebihan bahwa saya
mengatakan semua yang berlebihan itu memang tidak baik dan bisa mendatangkan
malapetaka bagi kita sendiri. Contoh yang sederhana namun sangat mengena. Makan
berlebihan akan mendatangkan malapetaka yaitu sakit perut. Istirahat berlebihan
akan membuat pusing dan malas beraktivitas. Memakai make up berlebihan,
akan mengundang tawa orang lain dan menimbulkan
banyak pertanyaan. Memakai perhiasan berlebihan akan mendatangkan niat buruk
orang lain yang melihat. Bahkan memunculkan berbagai kesan terhadap orang yang
melihatnya.
Itu sedikit contoh sederhananya, maka berlakulah
sewajarnya agar orang lain juga berlaku wajar terhadap kita. Sesuatu yang
didasari oleh sikap wajar akan menimbulka kesan bahwa kita orang yang tidak
suka neko-neko. Namun sikap berlebihan sangat dianjurkan untuk orang pada
kalangan tertentu yang ingin mencari sensasi untuk mendongkrak popularitas.
Selamat mencoba ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar